Text
STUDI INTEGRASI KURIKULUM MADRASAH DAN PESANTREN DI PONDOK PESANTREN RIHLATUT THULLAB DESA TADDAN KECAMATAN CAMPLONG KABUPATEN SAMPANG
Romadin,
2017,
IntegrasiKurikulum
Madrasah
danPesantren
Di
PondokPesantrenRihlatutThullabDesaTaddanKecamatanCamplongKabupatenSa
mpang.Skripsi, Program Studi PAI, Jurusan Tarbiyah, Pembimbing:Dr. H. Nor
Hasan, M.Ag
Kata Kunci :IntegrasiKurikulum Madrasah danPesantren
kata integrasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Bisa Diartikan
Sebagai penyatuan hingga menjadi kesatuan yang utuhataubulat.Artinya kedua
sistem
tersebutdisatukan,
digabungataudipadukansecara
total,
harmonisdankonprehensif,
dibawahsatu
leadership,
satuorganisasidansatumanajemen,
sehinggamenjadisatu
system
pendidikanpesantren yang benar-benarbarudanunik. Dengan pengertian dua kata
di atas, dapat dipahami, bahwa integrasi kurikulum, sederhananya, adalah
kurikulum yang dirumuskan madrasah dengan basis muatan lokal (pesantren) dan
nasional (yang diterapkan madrasah sesuai standar kurikulum nasional).
Kurikulummeliputisubstansikomponenmuatanwajibkurikulum,
muatan
local,
danpengembangandirisecaraterpadu.Kurikulumtersebutdisusunsecaraberkaitandan
kontinu yang bermakanadantepatantarsubstansi.
Tujuankurikulum
yang
berlakupadasuatu
Negara
padadasarnyamerupakantujuanpendidikannasional yang hendakdicapaiolehsuatu
Negara.Tujuan
yang
hendakdicapaidalamkurikulumdijabarkanmulaidaritujuanpendidikannasional,
tujuanlembagapendidikan
(institusional),
tujuankurikuler,
dantujuaninstruksionalumummaupuntujuaninstruksionalkhususataustandarkompet
ensidankompetensidasar
(dan
indicator
hasilbelajar)
yang
harusdicapaiolehpesertadidik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan untuk
menggambarkan secara deskriptif, yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
perilaku yang diamati terutama terkait dengan bagaimana proses integrasi
kurikulum
Madrasah
dan
Pesantren
di
pondok
pesantrenRihlatutThullabDesaTaddanKecamatanCamplongKabupatenSampang.
Dari hasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwa:
Pertama, Pesantren dengan model integrasi penuh, di sini watak dan sistem
pendidikan pesantren salafiyah dipertahankan sepenuhnya, dan sistem pendidikan
sekolah/madrasah pun diselenggarakan sepenuhnya.
Kedua, Pesantren dengan model integrasi selektif disini watak dan sistem
pendidikan pesantren salafiyah dipertahankan, tetapi mengadopsi sistem
pendidikan madrasah/sekolah, sebagai instrumen untuk mengorganisir belajar,
tidak mengadopsi kurikulumnya.
Ketiga, Model pesantren dengan integrasi instrumental, disini watak dan
sistem pendidikan pesantren salafiyah dimodifikasi dengan tekanan pada bahasa
asing, dan menggunakan madrasah sebagai instrumen pengorganisasian belajar.
Keempat, Pesantren dengan model integrasi minimal, disini pesantren
dimodifikasi hanya sebagai instrumen pendidikan berasrama, sedangkan pola
pendidikan yang dikembangkan berdasarkan sistem madrasah/sekolah.
Tidak tersedia versi lain