Text
PERKEMBANGAN EMOSI PESERTA DIDIK PENYANDANG TUNAGRAHITA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) API ALAM TLANAKAN PAMEKASAN
ABSTRAK
Peran guru dalam pengembangan emosi peserta didik penyandang tunagrahita pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Luar Biasa (SLB) Api Alam Tlanakan Pamekasan terdapat tiga peran, yaitu: a) membimbing dan memotivasi anak tunagrahita. b) mengayomi. c) memberikan contoh yang baik. Dan terdapat Faktor-faktor yang Menjadi Pendukung Upaya Guru Mengembangkan Emosi anak tunagrahita dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Luar Biasa (SLB) Api Alam Tlanakan Pamekasan, yaitu: a) Peranserta dari Kepala Sekolah, Orang Tua Murid Tuagrahita, dan Guru-guru yang lain. b) Profesionalitas Guru PAI. c) Kemampuan berkembang dari anak Tunagrahita. Sedangkan untuk Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat Upaya Guru Mengembangkan Emosi anak tunagrahita dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Luar Biasa (SLB) Api Alam Tlanakan Pamekasan, yaitu: a) Latar belakang pendidikan. b) Tidak adanya keinginan untuk berkembang. c) Tidak adanya peranserta dari Orang Tua Murid Tunagrahita. Untuk pendekatannya, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologis. Sumber data diperoleh melalui Observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informannya adalah Guru PAI, Kepala Sekolah, Guru wali kelas, Orang tua, dan Anak tunagrahita. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi.
Kata Kunci: Perkembangan Emosi, Penyandang Tunagrahita, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
A. PENDAHULUAN
1. Konteks Penelitian
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya. Manusia dikatakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna karena manusia memiliki akal sehingga manusia dapat berpikir dengan akalnya untuk mengetahui hal yang benar dan yang salah. Selain memiliki akal, manusia juga memiliki emosi sebagai pelengkap dari kesempurnaannya. Emosi sangat mempengaruhi perilaku manusia sehingga tidak heran jika kehidupan manusia terdapat banyak kegiatan yang khas yang dimiliki oleh masing-masing manusia.
Selain itu, kehidupan seseorang pada umumnya penuh dorongan dan minat untuk mencapai atau memiliki sesuatu. Seberapa banyak dorongan-dorongan dan minat seseorang itu terpenuhi merupakan dasar dari pengalaman emosionalnya. Perjalanan kehidupan tiap-tiap orang tidak selalu sama. Kehidupan mereka masing-masing berjalan menurut polanya sendiri-sendiri.
Sedangkan Sarlito Wirawan berpendapat bahwa: “Emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam)”. Dengan demikian, emosi tergolong pada ranah afektif, dan ranah afektif pasti akan mengalami perkembangan sehingga emosi juga akan mengalami perkembangan dari masa kemasa.
Anak tunagrahita merupakan salah satu dari golongan anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Setiap emosi memotivasi siswa dengan cara negatif dan positif, dan pendidikan perlu menyadari bahwa motivasi tersebut dapat mempengaruhi kepribadian siswa mereka, dan pada akhirnya mempengaruhi kemampuan belajar mereka.
Dalam pembelajaran anak tunagrahita cenderung hanya membeo dan mudah menangis membuat pembelajaran tidak berjalan dengan efektif. Meskipun demikian, Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membantu perkembangan anak supaya lebih progresif baik dalam perkembangan
Tidak tersedia versi lain