Text
TATANAN SOSIAL PESANTREN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PERILAKU SANTRI (STUDI DESKRIPTIF DI PONDOK PESANTREN AT-THORIQIYAH KABUPATEN PAMEKASAN
Thoriq Aziz Jayana, 2017, Tatanan Sosial Pesantren serta Dampaknya Terhadap
Perilaku Santri (Studi Deskriptif di Pondok Pesantren At-Thoriqiyah Kabupaten
Pamekasan), Skripsi, Program Studi PAI, Jurusan Tarbiyah, STAIN Pamekasan,
Pembimbing: Fathol Haliq, M.Si.
Kata Kunci: Tatanan Sosial, Pondok Pesantren, Perilaku Santri
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam bukan hanya sekedar
mengajarkan ilmu-ilmu keislaman, namun juga mentradisikan dan menanamkan
nilai-nilai/norma-norma keislaman dalam kehidupannya. Nilai/norma tersebut
dijadikan, oleh pesantren, sebagai landasan dalam membuat suatu kebjakan. Salah
satu bentuk kebijakan tersebut ialah membentuk tatanan sosial dimana pesantren
mengatur interaksi antara santri putera dan puteri sebagai bentuk pemahaman dari
pelarangan ikhtilath (bercampuraduknya antara laki-laki dan perempuan yang
tidak memiliki ikatan muhrim), dengan cara pemisahan pemondokan santri.
Sedangkan dalam kajian psikososial kita ketahui bersama bahwa dalam suatu
tatanan sosial dapat mempengaruhi pembentukan perilaku individu di dalamnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada dua permasalahan yang menjadi kajian
pokok dalam penelitian ini, yaitu: pertama, bagaimana tatanan sosial pesantren di
Pondok Pesantren At-Thoriqiyah Pamekasan; kedua, apa dan bagaimana perilaku-
perilaku itu muncul sebagai dampak dari tatanan sosial pesantren.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Sedangkan sumber data diperoleh melalui metode indepth interview,
hidden observation, dan dokumentasi. Sementara perekaman data menggunakan
transkrip percakapan atau catatan-catatan lapangan (field note) dari metode yang
digunakan. Informannya melibatkan kiai pengasuh, ustad, santri, dan alumni.
Selain itu, guna pengecekan data maka digunakanlah triangulasi, dan ketekunan
pengamatan untuk menguji kredibilitas keabsahan data yang didapat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, tatanan sosial di pesantren
At-Thoriqiyah memberlakukan pemisahan pemondokan santri putera dan puteri
namun sistem yang berlaku di sana membuat para santri dengan leluasa untuk
bertemu walaupun sekedar ‘curi-curi pandang’ lawan jenisnya. Misalnya saat
acara kursus sholawat, kursus qori’, dan pengajian umum yang dilaksanakan tiap
minggu. Kedua, tatanan sosial tersebut memunculkan perilaku yang positif dan
negatif. Perilaku positif misalnya perilaku lebih religius (seperti khusuk dalam
beribadah, dan fokus dalam belajar. Sedangkan perilaku negatif yang ditimbulkan
ialah santri berpacaran, candaan diluar batas kepantasan, dan perilaku queer yang
mengindikasikan perilaku homoseksual.
Tidak tersedia versi lain