Text
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pandangan Masyarakat Tentang Pemajangan Mempelai Wanita Pada Walimat Al’Ursy di Desa Moncek Timur Kec. Lenteng Kab. Sumenep
ABSTRAK
ZaimulArifin, 2017, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pandangan Masyarakat Tentang Pemajangan Mempelai Wanita Pada Walimat Al’Ursy di Desa Moncek Timur Kec. Lenteng Kab. Sumenep, Skripsi, Program Studi Al Ahwal Al Syakhsiyyah, JurusanSyari’ah, Pembimbing: Dr. H. Moh. Zahid, M.Ag
Kata Kunci: Hukum Islam, Pemajangan Mempelai Wanita.
Pemajangan mempelai wanita adalah suatu hal yang lumrah di Desa Moncek Timur, setiap orang tua ingin membahagiakan anaknya dengan cara mengadakan pesta pernikahan yang mewah karena pernikahan itu adalah suatu hal yang sakral, penuh kebahagiaan bagi yang melaksanakan uatamanya bagi kedua mempelai. Hal ini bukan merupakan suatu hal yang baru lagi, namun dalam pelaksanaannya banyak yang menyimpang dari ajaran Al-Qur’an dan Hadits. Dari sinilah peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut dengan judul “TinjauanHukum Islam TerhadapPandanganMasyarakatTentangPemajanganMempelaiWanitaPadaWalimatAl’Ursy di DesaMoncekTimurKec. LentengKab. Sumenep”.
Dari konteks di atas, masalah-masalah yang dikajidirumuskansebagaiberikut;pertama,BagaimanapendanganmasyarakattentangpemajanganmempelaiwanitapadaWalimat Al ‘Ursy di DesaMoncekTimurLentengSumenep?Kedua, BagaimanatinjauanhukumIslamtentangpandanganmasyarakatterhadappemajanganmempelaiwanitapadaWalimat Al ‘Ursydi DesaMoncekTimurLentengSumenep?. Dengan demikian, segnifikan penelitian ini adalah secara teoritis, mendeskripsikan alasan atau pandangan masyarakat memajang pengantin perempuan dan juga praktik pemajangan perempuan menurut hukum Islam.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Sumber data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Informan yang diperoleh adalah tokoh masyarakat, anggota BPD Desa Moncek Timur, anggota remas dan masyarakat umum, serta masyarakat yang melaksanakan acara walimah. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis kualitatif dengan pola pikir induktif. Kemudian pengecekan keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan trianggulasi.
Hasil penelitian menunjukan:pertama, masyarakat masih memandang wajar dan sah-sah saja memajang kedua pengantin utamanya pengantin perempuan karena memang hal itulah yang ditunggu para tamu undangan yaitu pemajangan kedua pengantin, alasan para orang tua memajang kedua anaknya adalah agar para tamu yang hadir ikut bahagia, kedua mempelai juga bahagia, mereka mengatakan akan melakukan apa saja demi anaknya karena pernikahan ini hanya dilakukan sekali dalam hidupnya maka harus dirayakan semeriah mungkin dan kedua pengantin harus didandani seperti raja dan ratu agar semua orang yang melihat terkagum-kagum. Kedua,praktik pemajangan yang terjadi Desa Moncek banyak yang keluar dari ajaran Islam yang sesungguhnya, karena di dalamnya banyak terdapat hal-hal yang mudlorot, seperti bercampurnya undangan laki-laki dan perempuan, banyak tontonan yang disuguhkan banyak yang keluar dari Islam, tamu laki-laki dan perempuan bebas melihat kedua pengantin yang dipajang sebegitu cantiknya dan tanpa hijab sekalipun. Hal ini sangat dilarang dalam Islam, Al-Qur’an dan Hadits pun juga melarang bahkan mengharamkan bagi acara walimah yang mewah dan berlebihan serta mempertontonkan pengantin wanitanya yang didalamnya terdapat unsur mudlorot.
Dari hasil penelitian diatas peneliti ingin memberikan saran kepada masyarakat Moncek Timur hendaknya masyarakat Moncek supaya dalam mengadakan acara Walimatul ‘Ursy tidak terlalu mengedepankan terhadap perayaannya saja yang terkesan berlebihan namun lebih memperhatikan tujuan dan esensi dari pada walimah tersebut supaya tidak keluar dari tuntunan syari’at Islam.
Tidak tersedia versi lain