Text
PEMBINAAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI TEKNIK KONSELING ISLAMI DI MAN PAMEKASAN
Mutmainnah, 2016, Pembinaan Kepribadian Siswa Melalui Teknik Konseling
Islami Di MAN Pamekasan, Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam,
Jurusan Tarbiyah, Pembimbing: Drs. H. Saiful Arif, M.Pd.
Kata kunci: Kepribadian, Penyuluhan Islami
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang eksploratif dan potensial.
Dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia mempunyai kemampuan
untuk mengembangkan diri dalam setiap hal. Disebut makhluk potensial karena
pada diri manusia mengandung sejumlah kemampuan bawaan yang selalu siap
untuk dikembangkan.
Fokus penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana cara
guru dalam melakukan pembinaan kepribadian siswa melalui teknik konseling
Islami di MAN Pamekasan (2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pembinaan kepribadian siswa melalui teknik konseling Islami di MAN
Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data
menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan
teknik pengecekan keabsahan data adalah perpanjangan kehadiran peneliti,
observasi yang diperdalam, triangulasi, dan uraian rinci.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara guru dalam melakukan
pembinaan kepribadian siswa melalui teknik konseling Islami di MAN
Pamekasan meliputi dua teknik. Pertama Pembacaan Al-Qur’an yang
dikhususkan bagi siwa yang bermasalah sedangkan yang kedua bimbingan mental
dengan pola pembinaan yang dilakukan kepada semua siswa. Sedangkan faktor-
faktor yang mempengaruhi proses pembinaan kepribadian siswa meliputi faktor
penghambat dan faktor pendukung. Adapun yang yang menjadi faktor
penghambat yang pertama adalah siswa masih belum memahami terhadap
pembinaan, siswa tidak konsentrasi dalam proses pembelajaran, siswa sulit untuk
jujur untuk mengungkapkan permasalahannya. kedua dari guru karena keberadaan
guru yang terbatas dari waktu dan juga karena guru yang kurang kreatif. Ketiga
sarana karena di madrasah tersebut belum bisa menampung banyak siswa dan
juga sarana di dalam kelas yang kurang memadai. Keempat dari segi waktu yang
cukup singkat ketika melakukan pembinaan. Sedangkan yang menjadi faktor
pendukung adalah pertama motivasi kepala madrasah dengan diadaknnya
pembinaan ini. Kedua faktor kelurga yang akan memberikan dukungan dan
dorongan terhadap pembinaan kepribadian tersebut. Ketiga dari siswa yang sudah
mengaku senang terhadap pembinaan ini. Keempat dari guru karena dengan
diadakannya kegiatan seperti Workshop, diklat, dan MGMT (musyawarah guru
mata pelajaran) dapat menambah keterampilam guru dalam melakukan
pembinaan. Kelima dimasukkannya pembinaan kepribadian siswa menjadi salah
satu mata pelajaran SKIA (sikap kecakapan ibadah dan amaliyah).
Tidak tersedia versi lain