Text
URGENSI PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBENTUKAN MORAL SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH SABILUL MUTTAQIN DESA TARO’AN KECAMATAN TLANAKAN KABUPATEN PAMEKASAN
Fahrur Rosyi, 2016, “Urgensi Peran Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan
Moral Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin Desa Taro’an Kecamatan Tlanakan
Kabupaten Pamekasan” Skripsi, program studi Pendidikan Agama Islam , jurusan Tarbiyah,
pembimbing Mohammad Jamaluddin M.Pd
Kata kunci: Guru Pendidikan Agama Islam dan Moral
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kemerosotan moral atau penyimpangan-
penyimpangan moral yang dilakukan oleh para pelajar baik di lingkungan sekolah maupun di
luar sekolah. Seperti halnya yang terjadi di lembaga MI Sabilul Muttaqin, guru pendidikan
Agama Islam sangat berperan penting dalam membentuk moral siswanya. Akan tetapi, ada
sebagian siswa yang kurang memiliki moral yang baik dalam kehidupan sehari-hari, seperti
kurang sopan dalam berperilaku terhadap gurunya dan kepada orang tua. Tetapi ada juga
sebagian besar siswa yang sudah memiliki moral yang cukup bagus dalam kehidupan sehari-
harinya. Oleh sebab itulah peneliti sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dan untuk
memperjelas tentang upaya guru pendidikan Agama Islam dalam membentuk moral siswanya
di MI Sabilul Muttaqin.
Ada empat fokus permasalahan dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana upaya yang
dilakukan oleh guru pendidikan Agama Islam dalam pembentukan moral siswa di Madrasah
Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin Desa Taro’an Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan? 2.
Bagaimanakah keberhasilan guru pendidikan Agama Islam dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik pada pembentukan moral siswa di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin
Desa Taro’an Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan? 3. Apa saja kendala yang
dihadapi oleh guru pendidikan Agama Islam dalam membentuk moral siswa di MI Sabilul
Muttaqin Desa Taro’an Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan? 4. Bagaimana cara
mengatasi kendala yang dihadapi oleh guru pendidikan Agama Islam dalam membentuk
moral siswa di MI Sabilul Muttaqin Desa Taro’an Kecamatan Tlanakan Kabupaten
Pamekasan?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian menggunakan
deskriptif, prosedur pengumpulan datanya menggunakan wawancara tidak terstruktur,
observasi non partisipan dan dokumentasi, sedangkan analisis datanya menggunakan reduksi
data, display data, dan verivikasi/ kesimpulan. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, lima guru, dan tiga orang siswa.
Adapun hasil penelitian bahwa pertama, ada 6 upaya yang dilakukan oleh guru
pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin Desa Taro’an Kecamatan
Tlanakan Kabupaten Pamekasan dalam membentuk moral siswa siswinya: (1) Guru
mengajarkan kepada siswa tentang pentingnya moral pada anak didik terutama pembentukan
moral pada anak usia dini; (2) Mendidik dan mengajarkan siswa untuk selalu berperilaku baik
dan berakhlaq terpuji; (3) Mengontrol setiap aktivitas siswa di sekolah agar tidak berperilaku
buruk; (4) Membiasakan siswa untuk mematuhi peraturan sekolah dengan menuntut mereka
untuk selalu disiplin dan tidak melanggar peraturan; (5) Membiasakan siswa untuk
menghormati guru dengan selalu memperhatikan dan menaati setiap nasehat guru; (6)
Membiasakan siswa untuk selalu berbuat baik dan menjaga lingkugan sekitar dengan cara
mengadakan kerja bakti dan selalu membersihkan kelas setiap hari.
Kedua, adapun keberhasilan guru pendidikan Agama Islam dalam menjalankan
tugasnya sebagai pendidik pada pembentukan moral siswa di Madrasah Ibtidaiyah SabilulMuttaqin Desa Taro’an Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan adalah dengan adanya
bukti tercapainya tujuan guru pendidikan Agama Islam dalam membentuk moral siswa yaitu
untuk mencetak siswa agar memiliki nilai-nilai moral yang baik berdasarkan nilai agama dan
pancasila, serta agar siswa tidak hanya berprestasi saja, akan tetapi juga memiliki moral yang
baik dan berkhlaqul kharimah. Semua tujuan tersebut sudah tercapai dengan adanya bukti
bahwa siswa siswi MI Sabilul Muttaqin mempunyai moral yang baik dilihat dari nilai
akhlaqul kharimah masing-masing siswa yang tertera di raport dengan nilai rata-rata
mendapat B. Keberhasilan yang dilakukan oleh guru pendidikan Agama Islam dalam
membentuk moral siswa sudah cukup bagus, karena siswa sudah memiliki moral yang baik
dan berakhlaq terpuji, serta sudah terdapat adanya perubahan tingkah laku yang lebih baik
dari siswa Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Muttaqin. Sebagian siswa sudah bisa membedakan
hal-hal yang baik dan buruk untuk dikerjakan sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku
atau tidak.
Ketiga, Ada 2 hambatan yang paling mendasar yang dihadapi oleh guru pendidikan
Agama Islam dalam membentuk moral siswa di MI Sabilul Muttaqin Desa Taro’an
Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan, diantaranya yaitu (1) Hambatan dari dalam diri
siswa sendiri dan (2) Hambatan dari luar atau lingkungan maupun keluarga. Contohnya,
kurangnya kedisplinan para siswa pada saat pembelajaran dilaksanakan. Hambatan
kedisiplinan yang ada pada proses pembentukan moral siswa di MI Sabilul Muttaqin pada
prinsipnya tidak secara keseluruhan dilakukan semua siswa, ketidak disiplinan yang sering
terjadi hanya dilakukan oleh beberapa orang siswa yang pada dasarnya siswa tersebut
memang belum memahami dengan baik arti pentingnya sikap-sikap moral seperti kedisiplinan
tersebut. Hambatan yang cukup mendasar lainya dalam pembentukan moral siswa di mi
Sabilul Muttaqin adalah kurangnya kerja sama yang produktif antara guru pendidikan Agama
Islam dengan orang tua siswa. Kerja sama yang produktif di sini maksudnya adalah adanya
peran aktif secara bersama-sama dalam hal membentuk moral baik siswa, guru
melaksanakannya di sekolah dan orang tua siswa melaksanakan pembimbingan dan kontrol
saat siswa berada di rumah. Apabila proses pembentukan moral hanya dilakukan oleh guru
pendidikan Agama Islam di lingkungan sekolah saja, akibatnya keberhasilan pendidikan dan
pembimbingan khusus pada moral siswa tidak dapat berjalan dengan prisnsip
berkesinambungan antara lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga.
Keempat, ada 2 cara untuk mengatasi kendala tersebut, diantaranya yaitu; pertama,
guru harus bisa memberikan pendidikan moral kepada siswanya agar tumbuh kesadaran diri
mereka untuk selalu berperilaku yang sesuai dengan ajaran moral dan akhlaq yang baik.
Kedua, guru senantiasa memberikan penyuluhan kepada wali murid atau orang tua siswa agar
mereka paham dan mengerti tentang pentingnya moral untuk anak-anak mereka, dengan
seperti itu orang tua siswa akan lebih membantu dan bekerja sama dengan guru untuk selalu
mendidik dan mengontrol anaknya agar mempunyai moral yang baik. Guru meminta orang
tua untuk selalu mengawasi anak-anak mereka ketika berada di rumah, mengontrol setiap
aktivitas anak mereka, serta menjaga anak mereka agar tidak bergaul dengan lingkungan yang
tidak baik.
Tidak tersedia versi lain