Text
Pemikiran Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Tentang Pendidikan Pesantren
ABSTRAK
AnasAnshari, 2014, Pemikiran Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Tentang Pendidikan Pesantren, Skripsi, Program Studi PAI, Jurusan Tarbiyah, Pembimbing: Dr. H. Mohammad MuchlisSolichin, M.Ag
Kata Kunci;Pemikiran Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Pendidikan Pesantren
Gus Dur menegaskan bahwa pesantren bersifat dinamis. Terbuka pada perubahan, dan mampu menjadi penggerak perubahan yang di inginkan. “Tawaran pembaharuan” yang dikemukakan oleh Gus Dur untuk pesantren, seperti dalam hal penyusunan kurikulum, peningkatan sarana, pembenahan manajemen kepemimpinan, pengembangan watak mandiri, dan beberapa yang lainnya tetap merupakan agenda pesantren hingga sekarang ini.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada dua permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu: pertama, Bagaimana konsep pemikiran Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang pendidikan pesantren; Kedua, Apa kelebihan dan kelemahan pemikiran Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang pendidikan pesantren.
Penelitian ini menggunakan pendekatankajian pustaka (library research). Sumber data diperoleh melalui sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yaitu memanfaatkan sebanyak-banyaknya buku atau literatur yang sudah ada sebelumnya untuk kemudian diadakan penelitian terhadap objek atau fokus yang diteliti. Sedangkan analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode Content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, Bagaimana konsep pemikiran Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang pendidikan pesantren ialah Gus Dur memberikan tawaran pengembangan pesantren yang dikenal dengan dinamisasi. Beberapa gagasan Gus Dur menyebutkan antara lain: bahwa perbaikan pesantren tergantung kepada proses regenerasi yang sehat dalam kepemimpinannya. Sebab karakteristik sebuah institusi kepada pola manajemen yang menjadi kewenangan sang pemimpin. Disamping itu dinamisasi menuntut adanya restukturisasi bahan-bahan pengajaran umum dan ilmu-ilmu agama dalam skala besar-besaran. Hal ini harus dilakukan oleh pesantren dan tidak bertentangan dengan identitas-identitas lama yang menjadi jati diri pesantren.;.Kedua,kelebihan pemikiran Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang pendidikan pesantren adalah pertama:gagasan Gus Dur memberikan harapan masa depan yang lebih menjanjikan dan lebih akomudatif dengan membuka jalur sekolah umum yang dipersiapakan untuk lulusan pesantren agar siap lebur memasuki lapangan kerja moden, dan untuk memperkecil angkan pengangguran lulusan pesantren.Kedua: pengembangan sistem pendidikan formal yang modern harus dilakukan secara bertahap dan dilakukan filterisasi terhadap nilai-nilai baru yang bisa dipadukan dengan nilai-nilai lama yang dianggap relevan. Sedangkan kelemahannya adalah pertama:Gagasan Gus Dur untuk membuka sekolah formal dengan meniadakan materi agama akan mengaburkan citra diri pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan.Kedua: Pelaksanaan secara bertahap dan filterisasi terhadap nilai-nilai baru yang masuk dan disikapi dengan berlebihan akan membuat pesantren kehilangan identitas sebagai pengelola pendidikan agama, karena perubahan-perubahan yang terjadi itu kadang kala tidak seperti apa yang dibayangkan dalam konsep. Banyak kendala dan tantangan yang justru akan terjadi dalam melakukan perubahan. Gus Dur tidak menyertakan langkah-langkah antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ditimbulkan pada proses perubahan, sehingga hal ini akan menyulitkan posisi pesantren jika tidak ada pertimbangan yang juga dipersiapkan sebagai taming.
Tidak tersedia versi lain