Text
Aspek Sosiologis Perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. Di Desa Kamundung Kecamatan Omben Kabupaten Sampang
ABSTRAK
Siti Sulaiha, 2014, “Aspek Sosiologis Perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. Di Desa Kamundung Kecamatan Omben Kabupaten Sampang”, Skripsi, Program Studi Al Ahwal Al Syakhshiyyah, Jurusan Syari’ah dan Ekonomi, Pembimbing: Dr. Moh. Hefni, M.Ag.
Kata Kunci: Aspek Sosiologis, Perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw.
Nabi Muhammad Saw. adalah sosok yang sangat berperan dalam sejarah peradaban umat manusia. Kelahiran beliau menandai peradaban baru umat manusia di seluruh dunia, mengakhiri peradaban Jahiliyah yang penuh kebodohan, kebobrokan dan kemerosotan moral. Nabi Muhammad Saw. adalah junjungan dan panutan kita semua umat Islam, pengemban dan penyampai risalah kebenaran, pemberi petunjuk kepada jalan keimanan, ketaqwaan, serta pemberi syafaat, dan rahmat bagi seluruh alam.
Nabi Muhammad Saw. teladan hidup yang patut kita contoh dan menanam begitu banyak kebaikan. Beliau juga memiliki kedudukan dan tempat teristimewa dikalangan umat Islam. Mencintai, memuliakan dan menghormati beliau tidak dapat dipisahkan dari lubuk hati nurani umat Islam di seluruh dunia. Posisi Nabi yang sangat penting dalam membawakan dan menyampaikan ajaran untuk umat manusia adalah ciri Islam yang murni. Ada sementara pendapat yang mensinyalir bahwa doktrin ketauhidan dan yang transendental dalam Islam secara tidak langsung ikut berperan menyuburkan pujian kepada Nabi Muhammad Saw. Kemudian bentuk dari apresiasi dan rasa syukur atas kaberadaan Nabi Muhammad Saw. Oleh masyarakat Kamundung diaktualisasikan dalam bentuk perayaan maulid Nabi Muhammad Saw.
Perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. adalah tradisi atau ritual keagamaan yang masih dilestaraikan sampai saat ini. Dalam fakta sosial ritual ini dilakukan oleh masyarakat Kamundung selain motivasi Historis dan teologis juga terdapat motivasi sosiologis yang ternyata dapat membentuk nilai-nilai sosial yang sedemikian dakhsyatnya sampai saat ini. Seakaligus dapat dirasakan semua kalangan tanpa memandang status sosial.
Dari konteks di atas, masalah-masalah yang dikaji dirumuskan sebagai berikut; Pertama, Bagaimana pelaksanaan perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. di Desa Kamundung? Kedua, Faktor sosiologis apa saja yang mendorong masyarakat Kamundung melaksanakan perayaan maulid Nabi Muhammad Saw.?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologis. Sumber data diperoleh melalui wawancara, dan observasi. Informan diperoleh dari tokoh agama/masyarakat, dan masyarakat Kamundung yang sama-sama merayakan maulid Nabi Muhammad Saw. Langkah dalam menganalisis data adalah reduksi data, penyajian data, penarikan Kesimpulan dan verifikasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dengan pola pikir induktif. Kemudian pengecekan keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, trianggulasi dan uraian rinci.
Hasil penelitian menunjukkan; Pertama, Model perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. adalah versi tradisional yaitu dibuka dengan Suratul Fatihah, dilanjutkan dengan pembacaan shalawat Al-Barzanji atau Al-Syarful ‘Anam/Marhabanan, dilakukan dengan cara berdiri ketika sampai pada bacaan “Mahal al-Qiyam”, karena diyakini akan hadirnya Nabi Muhammad Saw. Terakhir ditutup dengan pembacaan doa syafaat dan juga kesejahteraan untuk keluarga yang merayakannya. Kemudian dilanjutkan dengan makan-makan bersama. Adapun tujuannya adalah untuk bersyukur atas hadirnya Nabi Muhammad Saw., terus meningkatkan rasa cinta kepada Nabi Muhaamad Saw., dengan harapan memperoleh syafaat, barokah dalam hidup dan selamat dunia akhirat. Meskipun sebenarnya belum ada indikator atau ukuran tentang syafaat. Artinya bagaimana dampaknya bagi yang mendapatkan syafaat dengan yang tidak mendapatkan syafaat bagi kehidupan masyarakat Kamundung. Kedua, Faktor sosiologis yang memotivasi masyarakat kamundung sangat antusias dalam merayakan perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. ini, karena membawa dampak yang sangat baik untuk kehidupan sosial masyarakat Kamundung, karena spirit dari ritualisme keagamaan, adalah sebagai sarana pemerkuat solidaritas sosial, pemersatu inspirasi, memperkuat komonitas moral, dan juga sumber dari satu kesatuan sosial sekaligus pengikat utama seluruh anggota masyarakat. Sehingga tidak heran apabila perayaaan maulid Nabi Muhammad Saw. diyakini sebagai; 1). Mempererat tali silaturrahim antar tetangga, kerabat dekat dan jauh. 2). Dijadikan sebagai wahana dan pondasi yang akan memperkokoh tali ukhuwah antar kelurga (terciptanya integrasi antar para kerabat dan juga keluarga dekat dan jauh). 3). Karena akan berdampak pada keadaan ekonomi mereka. Artinya diyakini sebagai strategi atau cara yang dapat mempermudah dan menambah rezeki. 4). Karena kebiasaan semua orang melaksanakan perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. secara bergantian, sehingga apabila ada seseorang yang tidak merayakannya, maka akan muncul prasangka atau ucapan atau perkataan yang kurang enak didengarkan. 5). Ada perasaan puas dan bangga ketika mampu merayakan perayaan maulid Nabi Muhammad Saw., apalagi mampu mengundang orang banyak, kyai banyak, dan sajian yang mewah, sehingga nantinya juga akan berdampak pada peningkatan status sosial di mata masyarakat, yang tentunya juga akan berakibat pada peningkatan rasa kepercayaan masyarakat tersebut, karena perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. juga menjadi ukuran dari harga diri pelaksananya. Dalam pelaksanaannya ada perbedaan antara kalangan menengah atas dan bawah, yaitu bisa dilihat dari banyaknya undangan, sajian yang diberikan, berkat, dan salabet yang dibagikan.
Tidak tersedia versi lain