Text
Relasi Keluarga Lintas Organisasi Kemasyarakatan (Nahdlatul Ulama-Muhammadiyah) Masyarakat Branta Pesisir Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan, Skripsi Jurusan Syari’ah, Program Studi Ahwalus Syakhsiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pamekasan
ABSTRAK
Akhmad Fashihul Qauli, 2010, Relasi Keluarga Lintas Organisasi Kemasyarakatan (Nahdlatul Ulama-Muhammadiyah) Masyarakat Branta Pesisir Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan, Skripsi Jurusan Syari’ah, Program Studi Ahwalus Syakhsiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pamekasan, Pembimbing: Achmad Mulyadi, M.Ag.
Kata kunci: Relasi Keluarga, Lintas Ormas
Relasi keluarga (Nahdlatul Ulama-Muhammadiyah) adalah suatu hubungan dalam pernikahan yang berlangsung antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang seakidah (seagama) akan tetapi berbeda pemahaman dalam fiqh. Relasi keluarga tersebut merupakan hubungan dalam keluarga yang terbentuk melalui unsur-unsur yang mengitarinya yaitu adanya hak dan kewajiban. Fenomena yang berkembang di masyarakat terjadi suatu ketidakharmonisan rumah tangga dalam relasi keluarga lintas ormas ini yang meliputi aspek keagamaan dan pendidikan, penyebabnya adalah perbedaan pemahaman fiqh yang menimbulkan sikap fanatik dalam keluarga dan tidak jarang menimbulkan konflik sampai berujung pada perceraian. Peristiwa fenomenologis ini menuntut penulis untuk meneliti kehidupan relasi keluarga dan dampak dari relasi keluarga tersebut.
Adapun fokus dalam penelitian ini antara lain: (1) Bagaimana kehidupan relasi keluarga lintas ormas di desa Branta Pesisir Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan? (2) Apakah dampak relasi keluarga lintas ormas terhadap kehidupan dalam keluarga di desa Branta Pesisir Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan?
Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian grounded research dengan metode wawancara. Penelitian ini bertujuan mengkaji fenomena yang terjadi dalam masyarakat Branta Pesisir yang berkenaan dengan relasi keluarga lintas organisasi kemasyarakatan (Nahdlatul Ulama-Muhammadiyah).
Penelitian ini memperoleh temuan sebagai berikut: (1) Kehidupan relasi keluarga lintas ormas dapat dilihat dari aspek ekonomi, adanya kerjasama dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Aspek keagamaan, Pasangan lintas ormas melakukan aktifitas keagamaan masing-masing sesuai paham yang mereka anut dalam kehidupan sehari-harinya, pemenuhan hak dan kewajiban suami isteri belum terpenuhi semuanya. Aspek pendidikan, faktor lingkungan tempat tinggal keluarga lintas ormas menjadi sarana sebagai proses pendoktrinan pasangan dan anak untuk pindah dan memeluk ormas yang dominan dalam sebuah keluarga. Pola proses pendoktrinan dalam keluarga bisa dilihat dari pertama, faktor lingkungan tempat tinggal keluarga lintas ormas yaitu menjadi sarana mempengaruhi pasangan (suami atau isteri) dan anak untuk pindah memeluk ormas yang dominan dalam sebuah keluarga. Kedua, faktor emosional yaitu pihak siapapun baik suami maupun isteri yang lebih dekat dengan anggota keluarga akan lebih mempunyai peluang untuk mempengaruhi anggota keluarga. Dalam relasi keluarga lintas ormas kebanyakan isteri yang menyandang tugas dalam pendidikan keluarga. Hal ini disebabkan beberapa faktor, pertama, kesibukan suami mencari nafkah. Kedua, kedekatan emosional isteri terhadap anak. Ketiga, proses persaingan perebutan pengaruh di dalam keluarga dimenangkan oleh isteri. (2) Dampak relasi keluarga lintas ormas meliputi aspek ekonomi, Dalam pemenuhan ekonomi keluarga terpenuhi semua, hal ini berkat keharmonisan kerjasama antara suami isteri mencari nafkah dalam kehidupan sehari-hari. Aspek keagamaan, dalam perbedaan pemahaman keagamaan menimbulkan suatu sikap toleransi yang cenderung acuh tak acuh (apatis), hal ini dibuktikan dengan sikap individual anggota keluarga (suami isteri) dalam pelaksanaan aktivitas keagamaan dilakukan sesuai dengan keyakinan masing-masing. Perbedaan paham keagamaan menyebabkan kurangnya komunikasi dan musyawarah dalam menciptakan keharmonisan di antara anggota keluarga. Aspek pendidikan, Kurang kerjasama dalam pembinaan pendidikan anak dalam kehidupan keluarga akibat perbedaan paham yang sulit disatukan. Hal ini dibuktikan dengan tidak ada suatu upaya untuk menjalin kerjasama antara suami isteri demi pendidikan anak sehingga anak terkesan bebas tanpa arahan dalam pendidikannya. Perebutan pengaruh atau dominasi dalam keluarga terhadap prosesnya penentuan paham keagamaan dan pendidikan anak. Hal ini terjadi alasannya yaitu pertama, suami atau isteri meyakini bahwa paham (ormas) mereka yang paling benar. Kedua, mereka mengutamakan kepentingan golongan dari pada keluarga
Tidak tersedia versi lain