Text
3, Upaya Guru Membina Akhlakul Karimah Santri Melalui Pembiasaan Bahasa Madura yang Baik di Pondok Pesantren Darul Arqam Jungcangcang Pamekasan,
Kata Kunci: Guru, Akhlakul Karimah, Bahasa Madura yang baik
Guru sebagai tenaga pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, membina, maka harus mampu mengupayakan segala macam cara
dalam membina anak didiknya supaya mempunyai akhlak yang baik. Mengingat
bahwa di zaman modern ini banyak sekali ditemui kemerosotan akhlak bagi anak
didik dimulai dari segi tingkah lakunya maupun tutur bahasanya yang kurang sopan
ketika di ucapkan. Permasalahan yang menjadi topik kajian dalam penelitian ini
adalah bagaimana upaya guru dalam membina akhlakul karimah santri melalui
pembiasaan bahasa Madura yang baik di pondok pesantren Darul Arqam
Jungcangcang Pamekasan. Adapun fokus dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apa saja upaya yang dilakukan guru dalam membina akhlakul karimah
santri melalui pembiasaan bahasa Madura yang baik, dan seperti apa bentuk bahasa
madura yang baik yang digunakan guru dalam membina akhlakul karimah santri,
serta untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlakul
karimah santri melalui pembiasaan bahasa Madura yang baik.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang di
paparkan menggunakan jenis narasi deskriptif. Sumber data diperoleh dari
wawancara, observasi dan dokumentasi, adapun subjeknya adalah pengasuh, guru
dan santri. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan
keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Pertama, upaya guru membina
akhlakul karimah melalui pembiasaan bahasa Madura yang baik adalah dengan cara
memberi contoh / keteladanan, pembiasaan, pengawasan dan pemberian reward /
hukuman. Kedua, bentuk bahasa Madura yang baik yang di gunakan oleh guru
dalam membina akhlak santri adalah bahasa halus yang paling tinggi tingkatannya
yakni “engghi-bhunten” dan memberikan 5-10 kosakata bahasa Madura engghibhunten setiap hari kamis kepada santri, untuk disetor di minggu berikutnya.
Ketiga, faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlakul karimah santri itu ada dua
yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Dari faktor internal, adanya dukungan
penuh dari tiap individu di lingkungan pesantren, serta dukungan pengasuh dan para
guru. Adapun faktor eksternal ialah adanya dukungan dari keluarga dan
masyarakat.
Tidak tersedia versi lain