Text
Persepsi Siswa Tentang Budaya Perkawinan Pada Usia Muda di SMA Plus Miftahul Ulum Toronan Bara’ Leke Kabupaten Pamekasan
Kata Kunci : Persepsi, Budaya Perkawinan Usia Muda.
Tujuan dari penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya perkawinan Pada
Usia Muda yaitu prosesi pernikahan yang terjadi di lingkungan SMA Plus Miftahul
Ulum Toronan Bara’ Leke yang sebagian besar terjadi kepada siswa. Adapun fokus
penelitian yang menjadi acuan dalam kajian penelitian ini yaitu : Pertama, Bagaimana
gambaran fenomena budaya perkawinan pada usia muda di SMA plus miftahul ulum
toronan bara’ leke?, Kedua, Bagaimana persepsi siswa terhadap budaya perkawinan
pada usia muda di SMA plus miftahul ulum toronan bara’ leke?.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Prosedur
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti diantaranya yaitu wawancara,
observasi dan dokumentasi. Sedangkan dalam analisis data yaitu tahap awal, tahap
Horizonalization, tahap Cluster of Meaning, tahap Descripsi Esensi dan tahap
melaporkan penelitian. Kemudian dalam proses pengecekan keabsahan data hasil
penelitian melalui perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan yang
terakhir melalui triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Pertama, dalam penelitian ini peneliti
menemukan beberapa temuan yang berkaitan dengan perkawinan usia muda di SMA
plus miftahul ulum toronan bara’ leke yaitu: dimana perkawinan usia muda sudah
sering terjadi di kalangan siswa yang di latar belakangi oleh perjodohan keluarga
dengan menjodohkan anaknya dengan alasan mempererat tali persaudaraan dan untuk
menjauhkan anaknya dari zina, yang mana pelaku yang melakukan nikah muda akan
melakukan nikah siri dan akan tinggal bersama dan secara ekonomi mereka akan di
bantu oleh orang tua . Kedua, kurangnya pemahaman siswa terhadap perkawinan usia
muda serta minimnya pemahaman siswa terhadap resiko dan dampak dari perkawinan
usia muda semakin membuka peluang anak untuk melakukan perkawinan. Juga adanya
budaya yang melatar belakangi perkawinan pada usia muda karena adanya kepercayaan
terhadap tradisi yang di pegang oleh masyarakat seperti Sreang Bungsoh yang melatar
belakangi perkawinan usia muda
Tidak tersedia versi lain