Text
Penerapan Etnosains dalam Pembelajaran IPAS Kelas IV di MI As-sunni Erpes Pasanggar Pegantenan Pamekasan,
Kata Kunci: Etnosains, Pembelajaran IPAS
Derasnya arus globalisasi saat ini telah menurunkan nilai budaya Indonesia di tanah air. Hal ini
berujung pada terhapusnya nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal. Untuk meningkatkan
kelangsungan budaya dan kearifan lokal, hendaknya siswa menanamkan kecintaan terhadap
budaya dan kearifan lokal dengan mengintegrasikan pengetahuan budaya ke dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya materi pendidikan baru yang memadukan budaya
dan ilmu pengetahuan atau bisa disebut etnosains. Adapun penelitian ini memiliki tiga fokus
penelitian yang menjadi bahasan pokok sebagai berikut: pertama, Bagaimana rancangan dan
implementasi penerapan etnosains dalam pembelajaran IPAS kelas IV di MI As-sunni Erpes
Pasanggar Pegantenan Pamekasan?, Kedua, Apa saja respons dan persepsi siswa kelas IV di
MI As-Sunni Erpes Pasanggar Pegantenan Pamekasan terhadap pembelajaran IPAS yang
mengintegrasikan konsep etnosains?, ketiga, Apa dampak dari pembelajaran berbasis etnosains
pada pemahaman dan apresiasi siswa kelas IV di MI As-Sunni Erpes Pasanggar Pegantenan
Pamekasan terhadap kebudayaan lokal dalam konteks IPAS?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Sumber data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam
penelitian ini adalah Kepala Sekolah MI As-sunni, guru kelas IV dan Siswa kelas IV.
Pengecekan keabsaan data menggunakan triangulasi sumber, metode dan waktu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama: penerapan etnosains dalam pembelajaran IPAS
di MI As-sunni ini kepala sekolah dan guru merancang dengan cara mengintegrasikan
pengetahuan ilmiah dengan budaya lokal yang ada di sekitar sekolah. Setiap guru sebelum
melakukan pembelajaran biasanya membuat perencanaan dengan cara mempelajari materi dan
membuat modul ajar terlebih dahulu. Kemudian guru mengimplementasikan penerapan
etnosains ini dengan mengajak siswa untuk mengaitkan budaya lokal (sholawat banjari) yang
ada dengan materi IPAS. Kedua: respon dan persepsi dalam pembelajaran ini siswa lebih
antusias dan bersemangat dalam proses pembelajaran, siswa lebih aktif berpartisipasi dan
mampu memberikan contoh dari budaya dan tradisi mereka sendiri terkait dengan materi yang
mereka pelajari, seperti penggunaan alat musik tradisional. banyak perkembangan dan
peningkatan dalam keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Ketiga: Penerapan etnosains
ini berdampak positif terhadap siswa di MI As-sunni, dimana penerapan etnosains telah
meningkatkan apresiasi siswa terhadap kekayaan budaya lokal di sekitarnya, siswa dapat
menghargai keunikan budaya lokal, sehingga mereka lebih peduli dalam melestarikan budaya
yang ada dan dapat menghargai budaya lokalnya sendiri dengan cara mempelajarinya, agar
budaya lokal yang ada tidak hilang dan juga siswa dapat berinteraksi dengan teman-teman
sebaya untuk membangun hubungan sosial yang kuat.
Tidak tersedia versi lain