Text
Jargon Bahasa Madura pada Komunikais Santri di TPI Attanwir Kajuk Sampang,
Kata Kunci: Jargon, Komunikasi, Santri
Jargon merupakan salah satu dari variasi bahasa dari segi penutur yang
digunakan oleh suatu kelompok tertentu dan tidak dapat dimengerti oleh kelompok
lain atau di luar lingkungannya, seperti jargon petani, jargon guru, jargon santri, dan
masih banyak lagi.
Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya variasi bahasa dari segi penutur
yang berupa jargon yang digunakan oleh santri di TPI Attanwir Kajuk Sampang yang
merupakan salah satu masyarakat sosial bahasa yang menggunakan jargon sebagai
ungkapan sehari-hari, adapun jargon yang digunakan dalam kelompok masyarakat
tersebut berupa jargon bahasa Madura. Selain berbeda pondok pesantren, jargon yang
digunakan oleh satu pondok pesantren dengan pondok pesantren lain juga terkadang
memiliki jargon yang berbeda pula, perbedaan lingkungan juga berpengaruh terhadap
proses munculnya jargon.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada tiga fokus penelitian yang menjadi kajian
utama dalam penelitian ini, pertama, Bagaimanakah bentuk jargon yang digunakan
oleh santri dalam berkomunikasi di TPI Attanwir Kajuk Sampang? Kedua,
bagaimanakah makna jargon yang digunakan oleh santri dalam komunikasi di TPI
Attanwir Kajuk Sampang? Ketiga, faktor apa saja yang mempengaruhi jargon bahasa
Madura dalam komunikasi santri di TPI Attanwir Kajuk Sampang?.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif,
dengan prosedur pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik
sadap, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat, disertai dengan metode cakap
menggunakan teknik dasar pancingan. Sedangkan analisis data identifikasi,
klasifikasi, interpretasi, dan deskripsi. Informan dalam penelitian ini merupakan
kesehatan, attanwir media, dan santri di TPI Attanwir Kajuk Sampang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama, bentuk jargon yang ada di
TPI Attanwir Kajuk Sampang berupa bentuk kata dengan jumlah 19 jargon, singkatan
dengan jumlah 1 jargon, dan akronim dengan jumlah 2 jargon, serta tidak ditemukan
jargon dengan bentuk walikan. Kedua, adanya jargon bermakna positif, negatif, dan
jargon yang memiliki makna positif dan negatif sekaligus sesuai dengan
penggunaannya, serta terdapat peraturan yang melarang menggunaan kata dan jargon
yang bermakna negatif. Ketiga, faktor yang mempengaruhi jargon ialah gurauan dan
percakapan santri lama dan santri baru, santri pulau Madura dan luar pulau Madura,
budaya yang berbeda, serta lingkungan sebelum dan setelah mondok yang berbeda.
Tidak tersedia versi lain