Text
Sinergi Pondok Pesantren Dengan Masyarakat Dalam Membangun Sikap Sosial Keagamaan (Studi Pada Pondok Pesantren Raudhatul Qur’an Di Desa Sentol Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan)
Kata Kunci : Sinergi, Pondok Pesantren, Masyarakat, Sikap Sosial Keagamaan
Sinergi Pondok Pesantren dengan Masyarakat dalam membangun sikap
sosial keagamaan merupakan hubungan yang dibangun oleh Pondok Pesantren
dengan masyarakat demi menambah pengetahuan dan menjadikannya sebagai
interaksi sosial yang dilandasi dasar agama..
Fokus penelitian ini adalah; Pertama, bagaimana strategi sinergi Pondok
Pesantren Raudhatul Qur’an dalam membangun sikap sosial keagamaan
Masyarakat Desa Sentol Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Kedua,
bagaimana hasil sinergi Pondok Pesantren Raudhatul Qur’an dengan Masyarakat
Desa Sentol dalam membangun sikap sosial keagamaan. Ketiga, apa saja faktor
penghambat dan pendukung sinergi Pondok Pesantren Raudhatul Qur’an dengan
Masyarakat Desa Sentol dalam membangun sikap sosial keagamaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
deskriptif.Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Raudhatul Qur’an. Data
dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.Untuk
memperoleh keabsahan data digunakan trianggulasi sumber, trianggulasi metode.
Hasil penelitian ini adalah; Pertama, strategi sinergi yang diperlukan adalah
adanya perencanaan, menyusun program, dalam setiap prosesnya harus transparan
dan berkoordinasi,menciptakan hubungan yang baik dan suasana yang nyaman.
Kedua, hasil dari sinergi tersebut adalah terlaksananya program yang diagendakan
dan beripmplikasi kepada terbangunnya sikap sosial agama seperti ta’awun dan
fastabiqulkhairat. Ketiga, karena terlaksananya agenda yang menjadi program
dari sinergi, maka semua faktor yang mendukung terlaksananya agenda adalah
faktor pendukung program. Seperti adanya komitmen yang kuat dan tujuan yang
sama dari pihak pesantren dengan masyarakat, apresiasi dan anemo yang kuat dari
masyarakat, kepribadian yang baik dan sikap pengasuh yang mengutamakan hasil
musyawarah atau menerima gagasan baru atau memandangan masyarakat sebagai
mitra bukan bawahan juga termasuk faktor pendukung dari kesuksesan tersebut.
Sedangkan untuk faktor penghambatnya sinergi dalam membangun sikap sosial
agama adalah keterbatasan sarana-prasaran dan pendanaan
Tidak tersedia versi lain