Text
Internalisasi Nilai Spiritual Quotient dalam Penyelenggaraan Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Al Falah Pamekasan
Keyword: Internalisai, Spiritual Quotient
Penelitian ini dilatar belakangi moral di kalangan pelajar, bagaimana nilai
etika spiritual di tanamkan pada generasi muda. Untuk itu penulis mengangkat tema
dalam penelitian ini berupa Internalisasi Nilai Spiritual Quotient dalam
Penyelenggaraan Pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
mendeskripsikan: (1) Nilai spiritual quotient yang ada dalam pembelajaran, (2) proses
internalisasi nilai spiritual quotient dalam pembelajaran.
Lokasi penelitian di Sekolah Menegah Atas Al Falah Kecamatan Kadur
Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research)dengan menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskripif. Teknik
cuplikan (sampling) menggunakan purposive sampling dengan kecenderungan
peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi, dan
masalahnya secara mendalam serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode indepth interview, observasi
berperan sebagai metode utama dan didukung dengan dokumentasi. Sedangkan teknik
analisis data, penelitian ini menggunakan model analisis data interaktif Miles &
Huberman (Data collection, Data reduction, Data display & Verification). Penelitian
ini menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan dan ketekunan pengamatan
dalam mengecek keabsahan data, disamping triangulasi dan auditing.
Hasil penelitian diperoleh memberikan temuan bahwa: (1) Nilai spiritual
quotient dalam pembelajaran di Sekolah Menegah Atas Al Falah mencangkup tiga
kelompok, yaitu: a. Aspek Spiritual Keagamaan (hablun minallah), b. Aspek Sosial
Keagamaan (hablun minannas), c. Aspek Etika Sosial; (2) Proses Internalisasi Nilai
Spiritual Quotion dalam Pembelajaran di Sekolah Menegah Atas Al Falah secara
prosedural melalui tiga tahapan utama, yaitu; a. Tahap Transformasi, b. Tahap
Transaksi dan c. Tahap Transinternalisasi. Penelitian ini —karena keterbatasan biaya,
waktu, dan tenaga— hanya mengambil satu lokus lembaga pendidikan saja. Tentu
akan semakin sempurna kajiannya jika menerapkan pendekatan komparatif dengan
lokus lembaga pendidikan yang lebih banyak. Dengan demikian, masih terbuka
kesempatan bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian seputar
internalisasi spiritual quoitient di sebuah lembaga pendidikan.
Tidak tersedia versi lain