Text
Kreativitas Guru Ngaji Dalam Mengajar Kaidah-Kaidah Tajwid Melalui Metode At-Tanzil Di Mushalla Al-Muslimin Dusun Rongkarong Kelurahan Gladak Anyar, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan
Kata Kunci: Kreativitas Guru ngaji, kaidah tajwid
Kreativitas guru ngaji dalam mengajar kaidah-kaidah tajwid melalui metode
At-Tanzil di Mushalla Al-Muslimin ialah bagaimana kreativitas guru ngajinya dalam
menciptakan kelas mengajarnya yang beda dengan biasanya jadi tujuan saya meneliti
di Mushallah ini, agar saya tau bagaimana murid-murid di Mushalla Al-Muslimin
memiliki semangat yang tinggi untuk belajar al-qur'an dengan metode At-tanzil
meskipun mereka mendapat banyak kesulitan dalam belajar tapi mereka tetap
bersemangat untuk mempelajari ilmu tajwid, apalagi dengan metode At Tanzil yang
tampilannya lebih terstruktur dan sistematis. kemudian di sana kental akan ilmu
agamanya, mereka bukan hanya diajarkan membaca Al-qur'an dengan baik Dan benar
mereka juga di ajarkan ilmu-ilmu agama yang lainnya, seperti ibadah sholat Dan ilmu
agama lainnya. Dan Ada juga malam-malam tertentu mereka di ajarkan ilmu fiqih,
tauhid, Dan tatakrama seperti belajar kitab sulam, safina Dan kitab lainnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.
Sumber data di dapat melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan nya
ialah Pendiri Mushalla, guru ngaji dan murid. Sedangkan pengecekan keabsahan
datanya ialah perpanjangan da ketekunan penelitian, diskusi dengan teman sejawat
dan triangulasi.
Hasil penelitiannya ialah Pertama, Dalam mengajari tentang hukum tajwid,
guru ngaji menggunakan at-tanzil sebab lebih terstruktur dan mudah dipahami. Guru
ngaji menggunakan beberapa metode yang bervariasi sehingga membuat para murid
tidak bosan. yaitu metode ceramah, metode berirama dan metode tebak-tebakan.
Kedua, terdapat empat faktor pendukung yaitu at Tanzil yang digunakan lebih
terstruktur dan mudah dipahami, metode yang digunakan beragam tidak monoton,
dua murid membantu mengajari sehingga tugas guru ngaji lebih ringan dan lebih
cepat selesai dan keterlibatan orang tua dalam membantu memperkuat daya ingat
anak dengan kembali mengajarinya di rumah. Sedangkan terdapat empat faktor
penghambat yaitu ada sebagian murid yang malas membaca hukum-hukum tajwid
ketika bersama-sama, masih ada yang kesulitan menentukan hukum tajwid di Al
Qur'an, ada sebagian murid yang daya ingatnya kurang, mudah lupa serta guru ngaji
berkata kerepotan sebab banyaknya murid sedangkan yang mengajari hanya tiga
orang, sebenarnya masih ada dua orang lagi tapi mereka hanya membantu mengajari
anak-anak mengaji karena sudah dianggap mampu daripada yang lainnya.
Tidak tersedia versi lain