Text
Makna Zawjah dalam Al-Qur’an, Analisis Semantik Toshihiko Izutsu [1914-1993]
Kata Kuci: Zawj, semantik, Toshihiko Izutsu
Lafal Zawj sering digunakan untuk makna pasangan namun tidak jarang pula
digunakan untuk menunjukkan arti istri. Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang
membahas tentang lafal tersebut. Namun, seiring dengan perkembangan zaman
makna lafal tersebut sering dilupakan dengan beberapa alasan. Penelitian ini
bertujuan untuk menjawab (1) Apa saja makna zawj dan derivasinya dalam AlQur’an; dan (2) Bagaimana analisis makna term zawj dalam Al-Qur’an berdasarkan
semantik Toshihiko Izutsu (1914-1993).
Penelitian ini menggunakan pendekatan linguistik, yaitu penelitian tentang
kebahasaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode semantik
Toshihiko Izutsu (1914-1993), yaitu menganalisis istilah kata kunci secara
mendalam yang terdapat dalam Al-Qur’an, sehingga memperjelas aspek khusus
yang sesuai dengan budaya dan sampai pada welthanschauung, yaitu pandangan
dunia masyarakat terhadap kata kunci tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan dua hal yaitu (1) Term zawj dalam Al-Qur’an
disebutkan sebanyak 81 kali dengan 3 derivasi. Diantara derivasi-derivasi tersebut
yaitu: 1) fiʻil māḍī (zawwajnākahā, zawwajnāhum, zuwwijat) seperti dalam Q.S.
Al-Aḥzāb (33): 37, Q.S. Al-Dukhān (44): 54, Q.S. Al-Ṭūr (52): 20, Q.S. Al-Takwīr
(81): 7. 2) fiʻil muḍāriʻ (yuzawwijuhum) seperti dalam Q.S. Al-Syūrā (42): 50. 3)
isim (zawjin, zawjan, zawjuka, zawjihi, zawjahā, zawjayni, zawjāni, azwājun,
azwājan, al-Azwāja, wa azwājuhu, li azwājika, azwājukum, wa azwājahum,
azwājahunna, azwājinā) seperti dalam Q.S. An-Nisā’ (4): 1, 20, Q.S. Al-Ḥajj (22):
5, Q.S. Asy-Syuʻarā’ (26): 7, Q.S. Luqmān (31): 10, Q.S. Qāf (50): 7, Q.S. AlBaqarah (2): 35, 230. Q.S. Al-Aʻrāf (7): 189, 19, Q.S. Ṭāhā (20): 117, Q.S. AzZumar (39): 6, Q.S. Al-Mujādalah (58): 1. Termuat dalam 72 ayat dari 43 surah.
(2) Analisis kata zawj berdasarkan semantik Toshihiko Izutsu (1914-1993)
menunjukkan perkembangan makna pada masa Jahiliah, pewahyuan Al-Qur’an,
dan pascapewahyuan. Pada masa Jahiliah term zawj digunakan untuk menunjukkan
arti istri. Pada masa Al-Qur’an dan pasca Al-Qur’an kata zawj memiliki beberapa
makna lain. Makna dasar kata zawj adalah istri. Adapun makna relasionalnya adalah
pasangan, suami, golongan, bermacam-macam, menikahkan, sesuatu yang bukan
tunggal, tersusun dari komposisi, dan semua yang memiliki lawan jenis. Term zawj
dalam Al-Qur’an merupakan nas yang menerangkan tentang konteks
keberpasangan yang berawal dari penciptaan (khalq) seorang laki-laki (nafs), yang
kemudian diciptakan (jaʻl) pasangan baginya (baʻl) agar menjadi pendamping
hidup dan juga tempat berbagi segala keluh dan kesah supaya tenteram dalam
menjalani kehidupan. Dari keduanya, muncul (inbāt) benih yang nantinya menjadi
seorang anak (walad) dari hasil pernikahan yang sah.
Tidak tersedia versi lain