Text
Analisis Komunikasi Interpersonal di Masyarakat dalam Budaya Jheng-onjheng Pernikahan di Dusun Pandiyan Desa Palalang Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan
Kata Kunci : komunikasi interpersonal, masyarakat, budaya Jheng-onjheng
Pernikahan.
Dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial tidak lepas dari
komunikasi baik komunikasi intrapersonal atau interpersonal, hal ini terjadi di
masyarakat. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh
dua orang secara langsung (face to face) kepada orang lain baik secara verbal
(kata-kata) atau non verbal (komunikasi selain kata-kata atau tutur kata seperti
lambaian tangan, ekspresi wajah, gerakan). Budaya Jheng-onjheng pernikahan
merupakan suatu budaya yang dilestarikan oleh masyarakat ketika mempunyai
suatu acara yang bertujuan mengundang orang lain untuk hadir ke tempat acara
atau orang yang punya acara pernikahan. Seiring perkembangan zaman budaya
jheng-onjheng pernikahan di Dusun Pandiyan Desa Palalang Kecamatan Pakong
Kabupaten Pamekasan mengalami perubahan dengan adanya perkembangan
teknologi. Hal ini perlu dianalisis terkait komunikasi yang digunakan oleh
masyarakat dalam melaksanakan budaya jheng-onjheng pernikahan.
Terkait penjelasan di atas, maka peneliti memfokuskan dua rumusan
masalah. Pertama, bagaimana budaya Jheng-onjheng pernikahan di Dusun
Pandiyan Desa Palalang Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. Kedua,
bagaimana analisis komunikasi interpersonal dalam budaya Jheng-onjheng
pernikahan di Dusun Pandiyan Desa Palalang Kecamatan Pakong Kabupaten
Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder yang
didapatkan dari kepala desa, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat dusun
pandiyan. Prosedur pengumpulan data diperoleh berdasarkan hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini diantaranya pertama, Budaya jheng-onjheng
pernikahan adalah budaya yang dari dulu sudah ada yang dilakukan secara turun
temurun. Pada tahun 1980-an budaya tersebut sudah ada dan dilakukan dengan
bersilaturrahmi ke tempat orang yang akan diundang menggunakan bahasa lisan.
Seiring perkembangan zaman pada tahun 2000-an dengan adanya perkembangan
teknologi dan globalisasi maka, budaya jheng-onjheng pernikahan mengalami
perubahan, yang awalnya di sampaikan secara lisan berubah disampaikan secara
tulisan (undangan). Dalam hal ini, Komunikasi dalam budaya jheng-onjheng
pernikahan itu disampaikan dengan etika yang berbeda. Ketika mengundang kyai
tatacara penyampaiannya yaitu disampaikan dengan cara acabis (memberikan
uang) kemudian dikomunikasi dengan mengunakan bahasa lisan dan memberikan
undangan sedangkan kepada kepala desa cara menyampaikan undangan
pernikahan dengan cara membawa gula ketika mengudangnya dengan cara duduk
bersama dan memberikan undangan tersebut. Adapun kepada masyarakat atau
tetangga dekat dilakukan dengan cara berdiri ketika memberikan undangan.
Sedangkan, kepada kerabat dekat atau keluarga itu disampaikan secara lisan tanpa
memberikan undangan. Kedua, Analisis komunikasi interpersonal dalam budaya
jheng-onjheng pernikahan menggunakan bahasa lisan dan tertulis (undangan).
Bahasa lisan ini termasuk komunikasi verbal, komunikasi verbal merupakan
komunikasi yang disampaikan melalui kata-kata dan tertulis termasuk dalam
komunikasi verbal non vokal (kata-kata digunakan tetapi, disampaikan secara
tertulis) seperti undangan. Adapun, Bentuk komunikasi interpersonal dalam
budaya jheng-onjheng pernikahan disampaikan melalui tutur kata dari
komunikator kepada komunikan, dalam hal ini antara komunikan dan
komunikator saling bergantian bertanya yang disebut dialog
Tidak tersedia versi lain