Text
Pengelolaan Iklim Budaya Bersih Madrasah Berbasis Kewirausahaan Melalui Bank Sampah Di MAN 2 Pamekasan,
Kata Kunci: Pengelolaan Iklim Budaya Bersih Madrasah, Kewirausahaan, Bank
sampah
Setiap sekolah memiliki budaya yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa
dilihat dari tata tertib sekolah, kebiasaan yang dibangun, lingkungan yang
dibangun, iklim kerja yang dibangun, dan lainnya dengan ciri khas masing-masing.
Termasuk di antaranya budaya berish. Kebersihan lingkungan sekolah dan tempat
belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Budaya bersih di sini dapat ditempuh dengan budaya berbasis kewirausahaan yaitu
dengan praktik jual beli sampah melalui bank sampah. Berdasarkan hal tersebut,
maka ada tiga permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu:
pertama bagaimana pengelolaan iklim budaya bersih berbasis kewirausahaan
melalui bank sampah yang ada di MAN 2 Pamekasan. Kedua apa saja faktor
pendukung dan faktor penghambat dalam pengelolaan iklim budaya bersih
madrasah berbasis kewirausahaan melalui bank sampah di MAN 2 Pamekasan.
Ketiga bagaimana hasil dari penerapan pengelolaan iklim budaya bersih berbasis
kewirausahaan melalui bank sampah di MAN 2 Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, jenis
deskriptif. Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Informannya adalah Kepala Madrasah, penasehat bank sampah, manager bank
sampah, dan pengelola bank sampah. sedangkan pengecekan keabsahan data
dilakukan melalui perpanjangan pengamatan, triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, dalam pengelolaan
iklim budaya bersih berbasis kewirausahaan melalui bank sampah di MAN 2
Pamekasan meruntut pada fungsi manajemen yang dimulai dari melakukan
perencanaan terlebih dahulu dimana membahas mengenai pemenuhan fasilitas, dan
bagaimana memperkenalkan dan membiasakan kepada siswa, membentuk
kepengurusan dan jadwal penyetoran sampah ke bank sampah. Lalu melaksanakan
program dengan dimulai dari sosialisasi, pembukaan buku rekening. Alur
mekanisme bank sampah yaitu pengumpulan sampah, memilah sampah
berdasarkan jenis sampah, melakukan penyetoran ke bank sampah, dan penyetoran
ke pengepul. Kedua faktor pendukungnya berupa: fasilitas yang terpenuhi,
dukungan seluruh pihak warga madrasah, dan keberadaan kepengurusan. Faktor
penghambatnya berupa: kesadaran yang berbeda antar siswa, kesalahan siswa
dalam melakukan penimbangan serta tumpukan sampah yang tidak kunjung
disetorkan, harga pasar dipengepul, dan modal awal pengadaan. Ketiga, hasil dari
penerapannya budaya bersih berupa: evaluasi atau controlling yang dilakukan
secara rutin baik saat rapat maupun saat berjalannya program, lingkungan madrasah
yang bersih dan nyaman, proses KBM berjalan lancar, praktik kewirausahaan, dan
perlu pengintegrasian lebih lanjut mengenai pengolahan sampah 3R (reduce, reuse,
dan recycle).
Tidak tersedia versi lain