Text
Nilai-nilai Budaya Islam Dalam Tolernsi Lingkungan Sekolah di SMA Negeri 1 Pademawu
Kata Kunci: Sikap toleransi beragama, Pendidikan Agama Islam
Guru merupakan seorang pendidik yang mempunyai tugas untuk mendidik
peserta didiknya di lembaga pendidikan. Sebagai individu, guru memiliki latar
belakang yang berbeda, ego, emosi dan kepribadian. Tidak jarang hal inilah yang
menimbulkan problem dalam pendidikan agama Islam pada pengajaran mengenai
norma, moral, dengan adanya etika yang baik yang bertujuan mengembangkan potensi
peserta peserta didik agar menjadi pribadi yang baik. Hal tersebut dikarenakan
pendidikan Islam merupakan suatu lembaga pendidikan yang mengajarkan tentang
kedamaian dan kerukunan dalam masyarakat dan menjungjung tinggi nilai-nilai moral.
Dan agama mampu meredam segala persoalan kehidupan atau konflik yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat akibat berbagai perbedaan, sehingga dapat membangun
toleransi beragama.
Berdasarkan paparan tersebut, ada tiga pokok permasalahan yang akan menjadi
kajian dalam penelitian ini, yaitu: pertama, Bagaimana cara menanamkan sikap
toleransi dalam budaya Islam di sekolah SMA Negeri 1 pademawu. Kedua, Bagaimana
penerpan yang digunakan untuk meningkatkan nilai-nilai budaya Islam dalam sikap
toleransi saat wabah Covid-19 di SMA Negeri 1 Pademawu. Tiga, Adakah faktor
penghambat dan faktor pendukung dalam penerapan nilai-nilai toleransi budaya Islam
di SMA Negeri 1 Pademawu.
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis studi kasus. Sumber data yang diperoleh oleh peneliti berupa wawancara
kepada pihak yang berangkutan, observasi (non partisipatif) dan dukumentasi, dengan
informal kepada kepala sekolah, guru dan staf lainnya. Sedangkan untuk pengecekan
keabsahannya melalui triangulasi, perpanjangan kehadiran dan peningkatan ketekunan
atau kegigihan peneliti.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: pertama, untuk
megetahui bagaimana penerapan nilai-nilai budaya Islam dalam toleransi lingkungan
sekolah dilembaga dimana lembaga tersebut menerapkan program 3.S (salam, senyum,
sapa) yang selalu menjadi hal dibiasakan di lembaga. Kedua, untuk mengetahui
penerapan apa saja yang di terapkan mengenai nilai-nilai budaya Islam dalam
lingkungan sekolah dalam pandemi tetap menggunakan 3.S namun bersaliman itu tidak
diperbolehkan karena untuk menghindari Covid-19 dan di anjurkan masuk kelas
maupun istirahat siswa tersebut di anjurkan mencuci tangan pakek hand sanitizer yang
sudah di sediakan di depan kelasnya. Tiga, untuk mengetahui faktor penghambat dan
faktor pendukung dalam pelaksanaan nilai-nilai budaya Islam dalam toleransi
lingkungan sekolah tersebu
Tidak tersedia versi lain