Text
Penerapan Model Ability Grouping Pada Mata Pelajaran IPS kelas VIII Unggulan SMPN 1 Camplong
Kata Kunci: Penerapan, Model Ability Grouping, pelajaran IPS
Problematika yang ada bahwasannya setiap anak memiliki kemampuan
yang beragam tidak terkecuali pada siswa di SMPN 1 Camplong, setiap siswa
memiliki kemampuan yang berbeda, jadi jika perbedaan kemampuan yang
dimiliki siswa tersebut di satukan maka akan menyebabkan ketimpangan dalam
penerimaan pembelajaran, untuk itu maka diperlukan suatu model yang dapat
menjembatani permasalahan tersebut, sebagai guru pasti melakukan segala cara
untuk mencapai tujuan dari pembelajaran maka perlu adanya model pembelajaran
yang cocok untuk mengatasi permasalahan tersebut. Model pembelajaran yang
tepat untuk permaslahan di atas yaitu model pembelajaran Ability Grouping.
Berdasarkan hal tersebut maka terdapat dua fokus penelitian yang menjadi
bagian pokok dalam penelitian ini, yaitu; Pertama, bagaimana penerapan model
Ability Grouping pada mata Pelajaran IPS di kelas VIII unggulan SMPN 1
Camplong; Kedua, apa saja faktor pendukung dan penghambat guru IPS dalam
menerapkan model Ability Grouping. Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu,
1) Untuk mengetahui penerapan model Ability Grouping pada mata pelajaran IPS
di kelas VIII unggulan SMPN 1 Camplong, 2) Untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat guru IPS dalam menerapkan model Ability Grouping.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif,
sumber data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Informannya adalah guru mata pelajaran IPS kelas VIII, siswa kelas VIII, dan
bapak kepala sekolah SMPN 1 Camplong.
Hasil penelitian ini adalah; penerapan model Ability Grouping di terapkan
mulai dari kelas VIII pemisahan kelas ditentukan dari hasil nilai raport siswa
waktu kelas VII, pelaksanaan proses pembelajarannya yaitu, 1) Guru
mengucapkan salam dan melakukan doa bersama dengan siswa, 2) Guru
memotivasi siswa, 3) Memasuki Kegiatan inti, 4) penutup dengan doa. Dari
penerapan model Ability Grouping terdapat respon positif dari siswa, dengan
diterapkannya model yang demikian siswa semakin semangat dalam belajar dan
antusias dalam pembelajaran. Faktor pendukung dan Penghambat dalam
penerapan model Ability Grouping yaitu; faktor pendukungnya meliputi, adanya
sarana dan pra-sarana yang mencukupi, adanya dukungan penuh kepala sekolah,
adanya kesadaran peserta didik dan, adanya dukungan pendidik. Sedangkan faktor
penghambatnya meliputi; Tidak semua pihak setuju dengan pengelompokan
peserta didik, Siswa yang berkemampuan rendah merasa minder, siswa yang
berkemampuan tinggi merasa lebih. Terdapat peningkatan yang diperoleh dari
penerapan model Ability Grouping, nilai yang diperoleh oleh siswa, pembelajaran
jadi lebih mudah dan efektif, aktifitas belajar meningkat, siswa menjadi kreatif
dalam memberikan bimbingan kepada teman sebayanya, siswa menjadi
termotivasi untuk menjadi prestasi
Tidak tersedia versi lain