Text
n Pesantren Nurul Hikmah Blumbungan, Larangan, Pamekasan dalam Mengubah Perilaku Santri
Kata Kunci: Peran, Pesantren, Perilaku Santri,
Problematika pendidikan anak saat ini menampilkan dualisme antara pendidikan
formal sebagai basis intelektual dan pendidikan informal sebagai basis keagamaan, hal ini
menyebabkan adanya ketimpangan perilaku sosial, baik lembaga pendidikan formal
dengan orientasi keilmuwan maupun lembaga pendidikan pesantren dengan orientasi
perbaikan akhlak. Salah satu pesantren yang menyeimbangkan dua aspek tersebut adalah
Pondok Pesantren Nurul Hikmah yang memadukan pendidikan formal dan kurikukulum
pesantren menjadi sebuah kurikulum terpadu. Oleh karena itu aspek perubahan perilaku
yang diupayakan pesantren ini menjadi titik tolak urgensi penelitian ini diangkat
sehingga fokus penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana upaya PP. Nurul
Hikmah dalam mengubah perilaku santri dan faktor apa saja yang menjadi
pendorong dan peghambat pesantren serta bagaimana tingkat keberhasilan
pesantren dalam mengubah perilaku santri di PP. Nurul Hikmah. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
fenomenologi dengan toeri habitus Pierre Bordieu sebagai basis teori. Sedangkan
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi untuk
menelusuri peran pesantren dalam mengubah perilaku santri di PP. Nurul Hikmah.
Melalui metode penelitian di atas, hasil penelitian ini meliputi tiga hal. Pertama,
upaya pesantren dalam mengubah perilaku santri tergambarkan dalam teori
maodal dalam perpektif Bordieu yakni model ekonomi berupa adanya Kopontren,
modal budaya dengan pembelajaran bahasa halus dan kurikulum terpadu, modal
simbolik berupa figure kyai sebagai sentral keagamaan dan modal social berupa
latar belakang Kyai sebagai akademisi, tokoh agama dan aktivis. Kedua, faktor
pendorong dalam mengubah perilaku santri mencakup sistem pendidikan,
program kegiatan, lokalitas dan religiusitas, serta sarana dan prasarana yang
menjadi aspek arena bagi Bordieu., sedangkan faktor penghambat berupa
perbedaaan latar belakang santri, proses adaptasi yang lamban, kurangnya etika
dan kedisiplinan hingga padatnya jadwal kegiatan merupakan aspek subjektif
yang tidak sejalan dengan struktur arena.. Ketiga, keberhasilan perubahan perilaku
santri meliputi tata krama dan tutur bahasa Madura sebagai dialektika modal dan
arena dalam relasi subjek-objekt dalam habitus Pierre Bordieu.
Tidak tersedia versi lain