Text
Analisis Peran Orang Tua Dan Penerimaan Masyarakat Terhadap Kepercayaan Diri Anak Tuna Rungu Di SLB PGRI Pademawu
Kata Kunci: peran orang tua, penerimaan masyarakat, tuna rungu
Penelitian ini dilatar belakangi oleh anak tuna rungu yang memiliki
kekurangan dalam indera pendengarannya sehingga mengalami hambatan dalam
perkembagan bahasanya yang menyebabkan anak tersebut tidak memiliki rasa
percaya diri, hal tersebut dipengaruhi oleh peran orang tua dan penerimaan
masyarakat agar anak tuna rungu agar memiliki rasa percaya diri, Ada dua fokus
yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimana peran orang
tua terhadap kepercayaan diri anak tuna rungu di SLB PGRI Pademawu?,
Bagaimana penerimaan masyarakat terhadap kepercayaan diri anak tuna rungu di
SLB PGRI Pademawu?, tujuan penelitian ini untuk menegetahui peran orang tua
dan penerimaan masyarakat terhadap kepercayaan diri anak tuna rungu,
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif,
prosedur pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti diantaranya wawancara,
observasi, dokumentasi. Aktifitas dalam analisis data penelitian meliputi reduksi
data, display data, kesimpulan. Sedangkan dalam pengecekan kebasahan data
peneliti melakukannya berdasarkan derajat kepercayaan yang meliputi ketekunan
peneliti, ketekunan pengamatan, triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, Peran orang tua
terhadap kepercayaan diri anak tuna rungu dipengaruhi bagaimana orang tua
dalam mendidik anak tuna rungu. Orang tua dalam meningkatkan rasa percaya
diri anaknya yaitu dengan cara mengajak anaknya bertemu dengan orang baru,
membiarkan anak tuna rungu bersosialisasi dengan masyarakat. Penerimaan
masyarakat juga mempengaruhi kepercayaan diri anak tuna rungu, jika
masyarakat menerima anak tuna rungu dengan baik dan memperlakukan anak
tuna rungu seperti anak normal pada umumnya maka akan berpengaruh pada
kepercayaan diri anak tuna rungu, akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Kedua, Hambatan yang dialami dalam kegiatan belajar mengajar disekolah yaitu
pada saat memberikan mata pelajaran matematika, mereka mudah bosan, sering
tidak fokus, ketika ada yang tidak dimengeti dalam menjelaskannya harus pelanpelan dan memperjelas mimik bibir dan diberikan contoh nyata agar anak tuna
rungu mudah mengerti. ketiga, Hasil dari memeberikan pembelajaran kepada anak
tuna rungu baik dalam bidang akademik maupun non akademik, dalam bidang
akademik mereka bisa ngerjakan soal dengan baik, sedangkan dalam bidang non
akademik mereka sudah mampu membuat keterampilan seperti menjahit,
membuat bucket bunga, membuat mahar, belajar make up, membuat minuman
milk shake, membuat pisang keju,dan keterampilan lainnya.
Tidak tersedia versi lain