Text
Konsep Pendidikan Akhlak Perspektif Syaikh Muḫammad Syakir al-Iskandary (Studi Kitab Wasḫayâ al Abâ al Abnâ’),
Kata Kunci : pendidikan akhlak, kitab wasḫayâ al-abâ’ al abnâ’
Kitab Wasḫayâ al Abâ al Abnâ’), adalah karya Syaikh Muhammad Syakir,
asal Iskandaryah, Mesir yang ditulis pada tahun 1326 H atau 1907 M, kitab ini
berisi tentang wasiat-wasiat seorang guru terhadap muridnya tentang akhlak.
Kitab ini dikalangan pesantren sering disebut dengan sebagai kitab kuning, yaitu
salah satu kitab klasik berbahasa arab. Dalam pendidikan madrasah diniyah dan
pesantren, kitab Wasḫayâ al Abâ al Abnâ’), dikenal sebagai mata pelajaran khusus
akhlak dan secara turun temurun menjadi kurikulum pendidikan akhlak dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan akhlak diperlukan bagi manusia
modern dalam menghadapi tantangan global.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah; (1) bagaimanakah konsep
pendidikan akhlak perspektif Syaikh Muḫammad Syakir al-Iskandary ? (2)
bagaimanakah relevansi konsep pendidikan akhlak dalam kitab Wasḫayâ al Abâ
al Abnâ’) dengan pendidikan madrasah saat ini ? untuk menjawab permasalahan
ini, dilakukan penelitian dengan pendekatan penelitian literartur/pustaka yaitu
prosedur penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data atau keterangan
melalui bahan-bahan pustaka seperti buku-buku, artikel, jurnal, majalah atau
informasi lainnya yang mempunyai keterkaitan dengan kajian tema/judul diatas.
Dengan penelitian yang terkumpul di deskripsikan secara mendetail kemudian
dianalisis berdasarkan teori-teori pendidikan dengan menggunakan content
analysis (analisis isi), selanjutnya di interpretasikan dalam sebuah kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pendidikan akhlak perspektif
Muḫammad Syakir al-Iskandary (dalam kitab Wasḫayâ al Abâ al Abnâ’), bahwa
konsep pendidikan akhlak perspektif syaikh Muḫammad Syakir al-Iskandary,
yaitu konsep pendidikan akhlak yang menurut syaikh Muḫammad Syakir
meliputi: Pertama, akhlak kepada Allah dan Rasulnya. Kedua, akhlak kepada
kedua orang tua merupakan kewajiban ummat Islam untuk menghormati kedua
orang tuanya. Ketiga, akhlak kepada teman. Keempat, aklak kepada diri sendiri
dalam menutut ilmu dan belajar. Dan, Kelima, aklak kepada masyarakat.
Relevansi konsep pendidikan akhlak perspektif Muḫammad Syakir alIskandary studi kitab wasḫoyâ al-abâ’ al Abnâ’ dengan pendidikan madrasah saat
ini. Masih sangat relevan dengan perkembangan pendidikan madrasah saat ini,
yang mana madrasah merupakan salah satu institusi pendidikan Islam yang diselenggarakan dan didirikan dengan hasrat dan niat untuk mengejawantahkan
nilai-nilai ajaran dan nilai-nilai Islam dalam segala aktivitas pendidikan.
Sedangkan target yang harus dicapai oleh lembaga pendidikan Islam atau
madrasah adalah melahirkan manusia-manusia yang beriman, bertqwa, dan
berakhlak mulia. Output dan outcome seperti inilah yang merupakan arah yang
harus dituju agar kelak mampu mewujudkan peradaban Islama alternatif. Buah
pemikirian pendidikan akhlak Muḫammad Syakir al-Iskandary yang terkandung
dalam kitab tersebut terbukti masih relevan digunakan sampai saat ini.
Kitab yang lahir pada bulan Dzulqa’dah pada tahun 1326. H, atau 1905.
M, ini mengandung konsep-konsep pendidikan akhlak dasar secara utuh yang
mumpuni untuk mendesain peserta didik menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
Hal lain yang menjadi ciri khas kitab Wasḫoyâ al-abâ’ al Abnâ’ di antara kitabkitab akhlak dasar lainnya adalah kata sapaan repetisi dalam bahasa Indonesia
berarti “wahai anakku”. Selain itu, kalimat sapa “wahai anakku” secara tidak
langsung mempengaruhi perkembangan psikologi belajar peserta didik. Sehingga
peserta didik yang mendengarkan mendapatkan kehangatan, kasih sayang, dan
perhatian dari seorang guru. Kontribusi-kontribusi pemikiran dari kitab tersebut,
menjadi alternatif bagi praktisi pendidikan dalam mengembangkan pendidikan
akhlak anak yang berbasis secara islami. Meski demikian, manfaat dari nilai-nilai
akhlak yang terkandung di dalamnya bermanfaat pula bagi mashlahat masyarakat.
Sehingga hal tersebut dapat bermanfaat baik secara vertikal antara hubungan
seorang hamba kepada Allah Swt. maupun secara horizontal antara hubungan
individu kepada sesama makhluk lainnya.
Tidak tersedia versi lain