Text
Etika Guru Perspektif Abû Hâmid Al-Ghazâlî Dalam Kitab Minhâju Al Muta’allim Dan Abdullah Bin Abduh Al-‘Iwād}ī Dalam Kitab Ādābu Al-‘Ālim Wa Al-Muta’allim Min Fathi Al-Bāri Li Ibni Hajar
Kata Kunci : etika guru, kompetensi guru, Abû Hâmid Al-Ghazâlî, ‘Abdullah bin
‘Abduh Al-‘Iwād}ī.
Guru adalah wakil dari orang tua, yang telah memasrahkan anaknya agar
mendapatkan pendidikan yang baik. Karenanya guru bertanggung jawab dalam
mengoptimalkan upaya perkembangan seluruh potensi murid. Oleh karena
tanggung jawab dan tugas guru sebagai pengajar dan pendidik, maka guru wajib
memiliki kualifikasi akademik dan beberapa kompetensi. Guru sering dianggap
sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Guru yang memiliki kepribadian
yang baik tentunya akan disayangi oleh para siswa. Profesionalitas seorang guru
masih perlu didukung dengan kompetensi-kompetensi yang lain seperti
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Namun,
dunia pendidikan kita untuk saat ini yang sangat dibutuhkan adalah kompetensi
kepribadian seorang guru. Berbagai permasalahan yang dialami guru telah
meramaikan pendapat dari berbagai kalangan. Oleh karena, itu etika yang baik
harus ditunjukkan guru dari berbagai jenjang pendidikan.
Selain faktor kepribadian guru, faktor lingkungan sekolah juga sangat
mempengaruhi belajar para siswa. Lingkungan sekolah meliputi lingkungan fisik
sekolah seperti lingkungan kampus, sarana dan prasarana belajar yang ada,
sumber-sumber belajar, media belajar dan seterusnya, lingkungan sosial yang
menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, guru-gurunya serta staf
sekolah yang lain, lingkungan Sekolah juga menyangkut lingkungan akademis
yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan
kokurikuler dan lain-lain.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalaham guru era
sekarang dan menjawab rumusan masalah atau fokus masalah dalam penelitian
ini, yakni Bagaimana etika guru menurut Abû Hâmid al-Ghazâlî dalam kitab
Minhâju al-Muta’allim ? Bagaimana etika guru menurut ‘Abdullah Bin ‘Abduh
Al-‘Iwād}ī dalam kitab Ādābu Al-‘Ālim Wa Al-Muta’allim Min Fathi Al-Bārī Li
Ibni Hajar ? Bagaimana relevansi etika guru menurut Abû Hâmid al-Ghazâlî
dalam kitab Minhâju al-Muta’allim dan ‘Abdullah Bin ‘Abduh Al-‘Iwād}ī dalam
kitab Ādābu Al-‘Ālim Wa Al-Muta’allim Min Fathi Al-Bārī Li Ibni Hajar dengan
wacana kompetensi guru masa sekarang ?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif kualitatif. Sedangkan jenis penelitian ini adalah kajian pustaka (library
reseach. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan menggunakan sumber data
penelitian kualitatif yaitu berupa sumber data primer (primary source) dan
sekuder (secondary source) dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan.iii
Etika guru perspektif Abû Hâmid al-Ghazâlî dalam Kitab Minhâju alMuta’allim meliputi karakteristik guru dan kewajiban guru. Adapun Karakteristik
guru menurut yaitu; menguasai materi pelajaran, menjaga hati dan lisan dari sifatsifat tercela serta tidak mudah emosi, adil dalam urusan agama, senantiasa
memberikan nasihat, konsisten dan konsekuen dalam hidup, mempunyai latar
belakang keluarga terhormat, usia lebih tua dari pada muridnya, tidak menjadi
penjilat terhadap penguasa, mendahulukan urusan agama dari pada urusan dunia,
tidak mengharap pemberian orang lain, memberikan kemudahan dalam belajar
bagi murid yang tidak mampu secara ekonomi , mengasihi murid-muridnya, dan
tawadhu’ atau rendah hati terhadap murid-muridnya. Sedangkan kewajiban guru
yaitu; Menghormati dan menayomi peserta didik dengan ramah, Ta’dib sebelum
ta’lim , Memperhatikan kemampuan peserta didik, menggunakan bahasa yang
baik sebagai bahasa pengantar, ikhlas dalam mengajar, dan tidak menyimpan
ilmu.
Etika guru perspektif ‘Abdullah bin 'Abduh Al-‘Iwād}ī dalam kitab Ādābu
Al-‘Ālim Wa Al-Muta’allim min Fathi Al-Bārī Li Ibni Hajar terdiri dari etika
guru terhadap ilmu dan etika guru terhadap peserta didik. Adapun etika guru
terhadap ilmu yaitu; ikhlas dalam mengajar semata-mata karena Allah,
mengamalkan sebelum mengajarkan, tawadhu’ atau rendah hati, tidak segan untuk
mengatakan “tidak tahu” apabila tidak mampu menjawab pertanyaan, merencakan
pembelajaran, dan mempraktikkan hasil pembelajaran. Sedangkan etika guru
terhadap peserta didik yaitu; menghormati peserta didik, lemah lembut dalam
mengajar, mengunjungi peserta didik, membuat tahapan dalam mengajar,
memotivasi peserta didik untuk berkompetisi dalam belajar, melakukan evaluasi
hasil belajar, membimbing murid terhdap ilmu-ilmu yang disukai dan cenderung
bisa kuasai.
Tidak tersedia versi lain