Text
Implementasi Metode Bermain Peran (Role Playing) terhadap Motivasi Belajar Pembelajaran IPA pada Kelas IV di SDN Larangan Dalam 2 Pamekasan
Kata Kunci: Metode Role Playing, Motivasi, Belajar
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegiatan belajar mengajar berlangsung
menunjukkan interaksi guru terhadap siswa kurang dibangun sehingga dalam proses
pembelajaran banyak siswa yang tidak aktif dalam kelas, dan merasa bosan dengan
pembelajaran yang berlangsung. Pada saat pembelajaran berlangsung terlihat beberapa
siswa yang tidak fokus sibuk dengan dunianya sendiri hanya sebagian yang
memperhatikan guru, siswa kurang semangat dan motivasi dalam belajar.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada permasalahan yang menjadi kajian pokok
dalam penelitian ini, yaitu: pertama Bagaimana Implementasi metode bermain peran
(Role Playing) pada mata pelajaran IPA di SDN Larangan Dalam 2 Pamekasan, Kedua
Bagaimana Tahapan-tahapan dalam metode bermain peran (Role Playing) pada mata
peelajaran IPA di SDN Larangan Dalam 2 Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) jenis
kuantitatif deskriptif ditempuh dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dalam empat tahap
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas IV SDN Larangan Dalam 2 Pamekasan. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, angket, wawancara dan dokumentasi
tentang implementasi metode pembelajaran Role Playing. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian ini telah mengalami peningkatan hal ini dapat dibuktikan
dengan peningkatan skor motivasi belajar siswa yaitu pada siklus I sebesar 75,00% dan
pada siklus II 85,04%. Terjadi peningkatan sebesar 10,04% dari siklus I ke siklus II.
Setiap indikator motivasi belajar siswa telah mengalami peningkatan dan melebih
kriteria minimal yaitu 75%. Hal tersebut dapat dinyatakan bahwasanya rencana
perbaikan yang dilakukan pasca siklus I berjalan dengan baik pada pelaksanaan siklus
II. Guru lebih menekankan kepada siswa untuk lebih bersungguh-sungguh dalam
memerankan tokoh. Sehingga hal tersebut mampu menggerakkan semangat siswa untuk
lebih serius dalam mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu tahapan dalam perencanaan
siklus II dapat didasarkan pada hasil refleksi siklus I, antara lain: Guru mendeskripsikan
kepada siswa untuk fokus dalam memerankan tokoh, Guru menjelaskan alur cerita lebih
diperinci agar tidak terjadi kesalahpahaman dan memberikan arahan kepada setiap
tokoh pemain terjalin lebih akrab agar tercipta kemistri yang baik antara satu dengan
yang lainnya, Guru memberikan kata-kata motivasi agar siswa lebih giat dalam
memerankan dan membuat cerita menjadi lebih menarik.Data berdasarkan angket
terjadi peningkatan yaitu siklus I sebesar 74,99% dan siklus II 84,59%. Terjadi
peningkatan sebesar 9,59% dari siklus I ke siklus II. Peneliti juga melakukan
wawancara untuk memberikan hasil data yang mendukung
Tidak tersedia versi lain