Text
Ekspresi Budaya Ter-ater di Desa Konang Kabupaten Pamekasan Perspektif Filsafat Kebudayaan
Kata Kunci :Budaya Ter-ater, Filsafat Kebudayaan
Budaya ter-ater merupakan suatu budaya mengantarkan makanan kepada
tetangga, kerabat dekat, teman, dan sebagainya sebagai rasa syukur ataupun
ungkapan terimakasih untuk memperat tali silaturrahmi yang dimana dalam
bentuk berupa makanan. Sedangkan filsafat kebudayaan adalah ilmu yang yang
pada dasarnya berusaha memahami hakikat kebudayaan sebagai realitas
kemanusiaan secara mendalam dan menyeluruh.
Berdasarkan hal tersebut, ada tiga fokus penelitian yang menjadi kajian
utama dalam penelitian ini yaitu: Pertama, bagaimana wujud budaya ter-ater yang
ada di desa Konang Kabupaten Pamekasan perspektif filsafat kebudayaan; Kedua,
bagaimana pesan budaya ter-ater yang ada di Desa Konang kabupaten Pamekasan
perspektif filsafat kebudayaan; Ketiga, bagaimana keberadaan budaya ter-ater
yang ada di Desa Konang kabupaten Pamekasan perspektif filsafat kebudayaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
etnografi. Pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan wawancara,
observasi dan dokumentasi. Sumber data menggunakan manusia dan non
manusia. Jenis data menggunakan data primer. Sedangkan analisis data
menggunakan reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Informannya
adalah Kepala desa, dan masyarakat desa Konang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa. Pertama, wujud dari buday terater itu berupa makanan yang memiliki filosfi atau makna yang berbeda
contohnya saja tajhin sorah atau bubur suro wujudnya berwarna putih terbuat dari
beras memiliki filosofi sebagai penolak bala, tajhin safar atau bubur safar
wujudnya berwarna merah, putih, dan bulatan-bulatan padat yang menyerupai
kelereng memilki filosofi asal muasal manusia, ketupat wujudnya segi empat
terbuat dari janur yang didalamnya berisi beras memiliki filosofi sebagai unkapan
permintaan maaf, dan kue nangghesareh wujudnya seperti bantal yang dibungkus
dengan daun pisang memiliki filosfi sebagai bantalan orang meninggal saat
dikuburan, dan kue serabi wujudnya seperti piring kecil berwarna putih memiliki
filosofi pembuka pintu bagi orang meninggal saat di dalam kuburan. Kedua pesan
dari budaya ter-ater dibedakan menajdi pesan umum dari budaya ter-ater itu
sendiri dan pesan khusus yang terdapat di setiap wujud budaya ter-ater. Ketiga,
keberadaan budaya ter-ater di Desa Konang menglami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Tidak tersedia versi lain