Text
Wacana Terorisme pada Teks Berita Daring Kompas.com: Eksklusi dan inklusi dalam Pemberitaan Teroris di Mabes Polri
Kata Kunci: Wacana, Teks Berita, Kompas.com, Eksklusi dan Inklusi
Suatu berita disajikan tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan
informasi, melainkan juga memiliki implikasi tertentu perihal tujuan dan ideologi
tersembunyi dalam wacana yang dilakukan oleh wartawan. Dalam menulis berita,
wartawan dalam media pemberitaan acap kali melakukan marginalisasi terhadap
aktor sosial dalam peristiwa pada suatu wacana. Strategi wacana yang dilakukan
wartawan dengan cara mengeluarkan atau menampilkan aktor tertentu untuk
kepentingan ideologinya, jarang sekali diketahui oleh pembaca.
Oleh sebab itu, terdapat rumusan masalah yang menjadi kajian pokok dalam
penelitian ini, yaitu: pertama, bagaimana eksklusi pada teks berita daring
Kompas.com tentang teroris di Mabes Polri dan kedua, bagaimana inklusi pada
teks berita daring Kompas.com tentang teroris di Mabes Polri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.
Sumber data yang digunakan adalah teks berita daring Kompas.com tentang
teroris di Mabes Polri edisi 31 Maret 2021. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca, dan mencatat teks
berupa kata, kalimat, dan wacana, pada teks berita daring Kompas.com tentang
teroris di Mabes Polri edisi 31 Maret 2021. Analisis data yang dilakukan yaitu
menggunakan teori analisis wacana kritis Theo Van Leeuwen, yaitu eksklusi dan
inklusi.
Hasil penelitian pada lima belas teks berita daring Kompas.com tentang
teroris di Mabes Polri edisi 31 Maret 2021 menunjukkan bahwa: (1) bentuk
strategi wacana eksklusi yang dilakukan wartawan dalam pemberitaan teroris di
Mabes Polri, yaitu pasivasi dan nominalisasi. Dalam pemberitaan tersebut
wartawan atau penulis berita memosisikan dirinya kepada yang memiliki
kekuasaan, yaitu polisi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada teks berita daring
Kompas.com tentang teroris, aktor yang melakukan penembakan terhadap teroris
tidak ditampilkan secara jelas, bahkan sering dikaburkan dalam wacana, (2)
bentuk strategi wacana inklusi yang dilakukan wartawan dalam pemberitaan
teroris di Mabes Polri, yaitu objektivasi-abstraksi, kategorisasi, identifikasi,
determinasi, individualisasi-asimilasi, asosiasi. Dalam pemberitaan tersebut
wartawan atau penulis berita memarginalkan pelaku terduga teroris secara buruk,
dengan menampilkan aktor tersebut secara jelas tanpa menyembunyikan identitas
terduga teroris. Dalam teks berita tersebut, wartawan sering kali menggambarkan
pelaku teroris dengan representasi tindak kekerasan, kejam, bahkan hanya
menampilkan sisi negatifnya saja. Strategi wacana tersebut cenderung
menampilkan terduga pelaku teroris yang berjenis kelamin perempuan dengan
memakai jilbab—berpenampilan islami—itu sebagai kelompok ISIS. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa wartawan Kompas.com masih cenderung menganutxi
ideologi otoriter, tetapi tidak dapat dipungkiri dalam proses pengerluaran terhadap
aktor yang terlibat baku tembak tersebut, wartawan masih menampilkan aktor
polisi, hanya saja ditampilkan secara abstrak atau terbatas.
Tidak tersedia versi lain