Text
Makna Dābbah dalam Tafsir Al-Misbah: Kajian Semantik Toshihiko Izutsu
Kata Kunci: Dābbah, Makna, Semantik, Tafsir al-Misbah
Dābbah merupakan salah satu kata dari beberapa kata yang menjelaskan
tentang hewan. Kata ini juga termasuk kata penting di dalam penelitan tentang
hewan. Kata yang tidak disebutkan secara langsung menggunakan derivasi
dābbah pada masa Jahiliah. Namun di dalam masa pewahyuan (Al-Qur’an)
penyebutan kata dābbah secara gamblang disebutkan dengan bebagai penyebutan.
Di masa pasca pewahyuan Al-Qur’an kata dābbah juga disebutkan dengan
beberapa derivasi dan makna yang berbeda.
Dalam penelitian ini mencakup tiga rumusan masalah, peneliti
menggunakan pendekatan linguistik untuk menggali bahasa dan makna AlQur’an, pendekatan tafsir Al-Qur’an dalam menganalisis penafsiran kata dābbah
dalam tafsir al-Misbah, dan semantik Izutsu untuk menemukan pandangan AlQur’an tentang kata dābbah dalam tafsir al-Misbah. Data analisis yang digunakan
yaitu teori semantik Toshihiko Izutsu untuk mengetahui makna dasar, relasional
dan pandangan dunia Al-Qur’an yang mengacu terhadap syair Arab Jahiliah, AlQur’an dan kamus bahasa Arab. Sumber data yang digunakan mengacu kepada
sumber yang selaras dengan judul penelitian.
Hasil penelitian dari dari tiga rumusan masalah ini ialah: (1) Derivasi kata
dābbah disebutkan dalam bentuk mufrad (dābbah) sebanyak 14 kali dan
disebutkan dalam bentuk jamak (al-dawāb) disebutkan sebanyak 4 kali dalam
tafsir al-Misbah. (2) Penafsiran M. Quraish Shihab tentang kata dābbah dan kata
al-dawāb dalam tafsir al-Misbah merujuk pada pemaknaaan kata dābbah yang
mengacu pada hewan melata yang berjalan dengan perlahan dengan cara
merangkak dan menggunakan perutnya, mengacu pada manusia yang mempunyai
akal dan mengacu pada rayap sebagai penanda terhadap wafatnya Nabi Sulaiman.
(3) Pandangan dunia Al-Qur’an tentang kata dābbah dalam tafsir al-Misbah
mengacu pada pengertian manusia seutuhnya. Mengacu pada kata dābbah yang
disebutkan dalam surah al-Baqarah (2): 164 surah al-An‘ām (6): 38, surah Hūd
(11): 6, surah an-Naml (27): 82, surah Sabā’ (34) surah an-Naḥl (16): 49 dan
surah al-Ḥajj (23): 18, yang disandingkan dengan pengungkapan kata baṡṡa
(disebarkan), kata arḍ (bumi), kata sujūd sebelum kata dābbah. Hal ini
menandakan bahwa dābbah mengacu pada hewan melata, hewan berjalan dengan
perut, dua kaki, empat kaki, lebih dari empat kaki, dan juga manusia di bumi.
Tidak tersedia versi lain