Text
KONDISI TINGKAT PENDAPATAN DAN GAYA HIDUP MASYARAKAT NELAYAN DI DESA DHARMA TANJUNG (STUD KASUS DI DESA TANJUNG KECAMATAN CAMPLONG KEBUPATEN SAMPANG)
Kata kunci: Tingkat Pendapatan, Gaya Hidup, Masyarakat Nelayan
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan luas wilayah laut 5,8 juta
km2
. Luas wilayah laut ini lebih luas dari wilayah daratan yang hanya 1,9 juta km2
(KPP, 2011). Luasnya wilayah laut di Indonesia dapat dimanfaatkan dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya bagi para nelayan. Pendapatan
merupakan jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi
kerjanya selama 1 periode tertentu, baik harian, mingguan, atau tahunan.
Pendapatan adalah salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan seseorang
atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini mencerminkan kemajuan
ekonomi suatu masyarakat. Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang
kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan
penangkapan ataupun budi daya. Gaya hidup merupakan karakteristik seseorang
yang bisa diamati dan yang menandai sistem nilai serta sikap terhadap diri sendiri
dan lingkungan sosialnya. Gaya hidup nelayan dilihat dari bagaimana para
nelayan membelanjakan hasil penjualan ikan.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada dua permasalahan yang menjadi
kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu: pertama, Bagaimana Tingkat Pendapatan
Nelayan di Desa Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang? Kedua,
Bagaimana Gaya Hidup Masyarakat di Desa Tanjung Kecamatan Camplong
Kabupaten Sampang?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis studi
kasus. Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Informannya adalah juragan nelayan dan pekerja nelayan. Sedangkan pengecekan
keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan keikut sertaan, ketekunan
pengamatan dan triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan nelayan
tergantung dari hasil tangkapan ikan ketika melaut, pembagian hasil antara
juragan dan pekerja yaitu 50% untuk juragan dan 50% untuk pekerja, yang mana
50% untuk pekerja masih dibagi untuk biaya perbaikan kapal/perahu dan biaya
lainnya dan sisanya dibagi rata untuk seluruh pekerja, faktor cuaca sangat
berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan serta hasil tangkapan ikan setiap
melaut menentukan tingkat pendapatan nelayan. Gaya hidup masyarakat nelayan
yaitu berbeda, untuk juragan nelayan gaya hidupnya konsumtif, artinya mereka
sering membeli barang-barang mewah atau melakukan umroh berkali-kali,
sedangkan untuk pekerja pendapatan dari hasil tangkapan ikan mereka gunakan
untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari, juragan nelayan gaya hidupnya lebih
matrealistis daripada pekerja serta kebiasaan membeli barang-barang mewah saat
musim panen ikan tiba.
Tidak tersedia versi lain