Text
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMPN 2 PADEMAWU PAMEKASAN
ABSTRAK
Mohammad Sukardi, 2021, Implementasi Model Pembelajaran Bermain Peran
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMPN
2 Pademawu Pamekasan, Skripsi Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Institut Agama Islam Negeri Madura, Pembimbing: Dr. Mohammad Thoha,
M. Pd. I
Kata Kunci : Model Pembelajaran, Bermain Peran, Motivasi Belajar, Pendidikan
Agama Islam
Model Pembelajaran bermain peran merupakan cara penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa
dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak daam diri siswa yang menimbulkan atau mendorong
untuk lebih giat dalam belajar. Penerapan model pembelajaran bermain peran untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI, untuk itu, maka ada
dua fokus yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu; pertama,
Bagaimana penerapan model pembelajaran bermain peran unuk meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMPN 2 Pademawu Pamekasan;
kedua, Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model
pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran PAI di SMPN 2 Pademawu Pamekasan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
Informannya adalah Kepala Sekolah SMPN 2 Pademawu, Guru PAI, serta Siswa
SMPN 2 Pademawu. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui
perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi dan uraian rinci.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, dalam penerapan model
pembelajaran bermain peran mata pelajaran PAI di SMPN 2 Pademawu, terlebih
dulu guru mempersiapkan RPP, selain itu, guru PAI juga harus membentuk
kelompok dan juga mempersiapkan naskah atau dialog yang harus diperankan oleh
peserta didik. Selanjutnya, guru memberikan waktu untuk peserta didik melakukan
latihan sebelum tampil didepan kelas. Pada saat melakukan penampilan guru
mengarahkan kelompok yang lain untuk memperhatikan agar setelah penampilan
selesai, kelopok yang lain bisa memberikan tanggapan baik berupa pertanyaan,
kritikan atau saran. Dan yang terkahir guru memberikan evaluasi baik terkait
penampilan peserta didik maupun materi yang dijadikan tema pada saat itu; Kedua,
faktor yang menjadi pendukung dalam penerapan model pembelajaran bermian
peran yaitu antusias peserta didik, sarana yang memadai, kreatifitas guru.
Sedangkan untuk faktor yang menjadi penghambat dalam penerapan model
pembelajaran bermain peran yaitu keterbatasan waktu, sehingga kadang ada
kelompok yang harus berhenti ditengah jalan saat melakukan penampilan karena
sudah pergantian jam pelajaran. kurangnya persiapan siswa, sehingga kadang ada
siswa yang masih tidak lancar dalam memerankan perannya bahkan terkadang ada
yang lupa pada dialognya. Dan juga siswa merapa kurang percaya diri atau malu
pada saat tampil didepan kelas.
Tidak tersedia versi lain