Text
MAKNA SIMBOLIK TRADISI PELET BETTENG PADA MASYARAKAT KECAMATAN LENTENG : PERSPEKTIF ROLAND BARTHES
ABSTRAK
Navilatun Naimah, 2020, Makna Simbolik Tradisi Pélét Betteng pada Masyarakat Kecamatan Lenteng: Perspektif Roland Barthes, Skripsi, Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura, Pembimbing: Moh. Hafid Efendy, M. Pd
Kata kunci: Semiotika, simbolik, tradisi pélét betteng
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda dalam kehidupan masyarakat. Ferdinand de Saussure menyebut tanda sebagai bentuk pertemuan antara tanda dan makna. Sementara Roland Barthes mengatakan bahwa kehidupan masyarakat didominasi dengan konotasi. Berawal dari teori tersebut dengan mengacu pada kondisi masyarakat sekitar, maka peneliti mengangkat permasalahan tentang makna simbolik dalam tradisi pélét betteng karena dinilai banyak masyarakat yang kurang memahami terhadap makna simbol yang terdapat dalam tradisi yang biasa dilakukan pada tradisi tersebut. Dengan hal itu, peneliti mengangkat tiga fokus penelitian dengan tujuan mendeskripsikan wujud simbolik tradisi pélét betteng, makna simbol tradisi pélét betteng dianalisis dengan teori Roland Barthes yang berhubungan dengan makna denotatif dan konotatif, serta keberadaan tradisi pélét betteng di kecamatan Lenteng.
Penelitian ini termasuk dalam kajian pendekatan kualitatif kategori interaktif. Sedangkan jenis penelitian termasuk dalam ranah etnografi yaitu penelitian yang berhubungan dengan fenomena budaya sosial yang diamati setiap hari. Lokasi penelitian berada dalam cakupan kecamatan Lenteng tepatnya di desa Lenteng Timur. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan menggunaka teori Spradley melalui tahapan analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, analisis tema. Untuk mengecek keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber dengan membandingkan data hasil observasi dengan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Wujud simbolik dalam tradisi pélét betteng meliputi kelapa gading yang ditulis dengan carakan Madura dan tulisan arab, kain kafan, tali putih, telur ayam kampung, air kembang tujuh rupa, gayung yang terbuat dari batok kelapa yang masih ada dagingnya dan tangkai beringin yang ada daunnya, dan uang. 2) Kelapa gading bermakna konotasi simbol anak agar berkulit kuning dan bersih seperti putri kemuning, kelapa gading yang ditulis carakan madura dan tuisan arab bermakna pengetahuan tentang keagamaan dan kemaduraan, kain kafan bermakna kesucian, tali putih bermakna pengikat, telur ayam kampung bermakna kehidupan dan keselamatan, air kembang 7 rupa bermakna kehidupan dan perbedaan yang indah, tangkai pohon beringin bermakna kekuartan dan kesejukan, batok kelapa yang ada dagingnya bermakna kekerasan dan kelembutan, uang bermakna kekayaan. 3) Keberadaan tradisi pélét betteng di desa Lenteng Timur ada dan dilaksanakan sampai sekarang serta masyarakat terus berupaya untuk melestarikan tradisi tersebut guna memelihara nilai-nilai leluhur yang dapat memberikan energi positif bagi penduduk setempat.
Tidak tersedia versi lain