Text
PENERAPAN BUDAYA RELEGIUS DALAM MENINGKATKAN SEPIRITUAL SISWA DI MTsN 1 PAMEKASAN
ABSTRAK
Moh. Syarif Hidayat, 2020 Penerapan Budaya Religius Dalam Meningkatkan
Spiritual Siswa di MTsN 1 Pamekasan, Jururan Tarbiyah, Program
Studi Pendidikan Agama Islam, IAIN MADURA, Pembimbing: Dr. H.
Muhammad Hasan, M.Ag.
Kata kunci: Penerapan Budaya Religius Dalam Meningkatkan Spiritual Siswa.
budaya (cultural) diartikan sebagai : “pikiran; adat istiadat; sesuatu yang
sudah berkembang; sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Religius
sendiri adalah penghayatan dan implementasi ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari sedangkan Spiritual dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mengenal dan memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan makna dan
nilai.
Ada tiga fokus penelitian yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini,
yaitu: (1)Bagaimana penerapan budaya religius dalam meningkatkan spritual
siswa di MTsN 1 Pamekasan, (2) Apasaja bentuk budaya religius yang diterapkan
oleh guru dalam meningkatkan spritual siswa di MTsN 1 Pamekasan, (3) apa saja
faktor pendukung dan menghambat dalam penerapan budaya religius dalam
meningkatkan spritual siswa di MTsN 1 Pamekasan.
Metode ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif, informannya adalah warga sekolah. Sedangkan pengecekan keabsahan
data dilakukan melalui perpanjangan keikutsertaan dan ketekunan pengamatan.
Hasil penelitian menunjukkaan bahwa (1) Penerapan budaya religius
dalam meningkatkan spiritual siswa di MTsN 1 Pamekasan sebagai
berikut:contoh (teladan), membiasakan perilaku yang baik, menegakkan disiplin,
memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa, guru memberiakan bimbingan,
guru mendampingi siswa dan mengawasi siswa.(2) Bentuk budaya religius:
Senyum, salam, sapa 3S, saling hormat dan toleran, shalat dhuha dan shalat
dzuhur berjamaah dan tadarus al-qur’an, (3) Faktor pendukung dan penghambat
(a) Faktor pendukung 1)Senyum, salam, sapa 3S pembiasaan yang dimulai dari
guru, menganjurkan 3S kepada murid di masing-masing kelas, adanya media
tulisan di mading, didalam kelas, di musholla, di kantin. 2)saling hormat dan
toleran. mengingatkan dan menasehati siswa, menerangkan, menganjurkan,
mengupayakan dan memberi contoh tentang saling hormat dan toleran oleh guru,
pembentukan karakter, menumbuhkan rasa saling menghormati dengan kesadaran
tentang saling hormat dan toleran, adanya ceramah agama setiap tahunnya. 3)
shalat dhuha dan shalat dzuhur berjamaah. adanya sarana dan prasarana dan
kerjasama yang baik antara guru PAI dengan guru-guru yang lain. 4) tadarus alqur’an.pagi guru mendampingi siswa saat tadarus al-qur’an, ada semangat dari
seorang guru, guru-guru menekuni program tadarus al-qur’an dan sama-sama
berjuang dan siswa semangat, merasa senang. (b) Faktor penghambat. 1) Senyum,
salam, sapa 3S. tidak ada.2) saling hormat dan toleran. lingkungan pertemanan
siswa yang buruk, adanya siswa yang broken home, kurangnya kesadaran siswa,
guru dan murid terlalu akrab, adanya perselisihan atau masalah pribadi antara
siswa satu dengan siswa yang lainnya. 3) shalat dhuha dan shalat dzuhur
berjamaah. tidak ada. 4) tadarus al-qur’an
Tidak tersedia versi lain