Text
MODEL ICE BREAKING PADA LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMPN NEGERI 2 PAMEKASAN
ABSTRAK
Monalisa Christy, 2020, Model Ice Breaking Pada Layanan Bimbingan Klasikal Di SMP Negeri
2 Pamekasan, Skripsi, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah,
Pembimbing: H. Muhammad Jamaluddin. M. Pd.
Kata Kunci: Ice Breaking dan Layanan Bimbingan Klasikal
Ice Breaking pada layanan bimbingan klasikal menjadi hal penting untuk mengalihkan
situasi dari yang berkesan tegang, membosankan, membuat mengantuk dan menjenuhkan menjadi
rileks, bersemangat dan tidak membuat mengantuk.. Peneliti mengangkat judul tersebut karena
ingin mengetahui seberapa pengaruhnya ice breaking saat diberikan apabila suasana kelas sudah
tidak kondusif lagi.
Dalam penelitian ini terdapat 3 fokus penelitian pertama, apa saja jenis ice breaking yang
gunakan di SMP Negeri 2 Pamekasan? Kedua, Bagaimana penggunaan teknik ice breaking dalam
layanan klasikal untuk mengurangi kejenuhan siswa? Ketiga, Apa saja factor pendukung dan
penghambat dalam memberikan teknik ice breaking?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan berjenis penelitian deskriptif.
Metode yang dipakai yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Langkah yang digunakan
dalam menganalisis data dengan reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan
untuk mengecek keabsahan data peneliti menggunakan cara perpanjangan waktu penelitian,
ketekunan pengamatan dan triangulasi sumber dan teknik.
Hasi Penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, Jenis ice breaking yang digunakan di SMP
Negeri 2 Pamekasan, (1) tebak gambar (2) lempar bola (3) acak kata (4) pesan berantai (5) yel-yel
(6) tebak diriku (7) bericara cepat tepat (8) badak vs badut. Kedua langkah-langkah diberikannya
teknik ice breaking acak kata, (1) ibu meminta peserta didik untuk duduk tenang dan
mendengarkan instruksi (2) guru meminta peserta didik untuk berkumpul bersama kelompoknya,
biasanya ibu membagi menjadi 4 kelompok sesuai tempat duduk yang (3) tugas peserta didk yaitu
menyusun acak kata menjadi sebuah kata yang mempunyai arti (4) setelah siswa memahami
permainan akan segera dimulai (5) ibu menayangkan slide acak kata di laptop dan meminta setiap
kelompok maju bergantian dengan jangka waktu hanya 5menit (6) jika sudah selesai ibu akan
mendapatkan kelompok pemenang. Ketiga faktor penghambat dan pendukung. Faktor pendukung
(1) sarana prasarana (2) minat dan motivasi siswa (3) keaktifan guru dalam mengajar. Dan faktor
penghambat (1) sumber belajar masih minim (2) alat peraga atau media masih terbatas (3) siswa
yang berbicara sendiri ketika pelajaran sedang berlangsung (4) tidak sedikit siswa yang kurang
serius saat kegiatan ice breaking.
Tidak tersedia versi lain