Text
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PRODUK PEMBIAYAAN LASISMA DI BMT NU CABANG PASONGSONGAN SUMENEP
ABSTRAK
Faisol Efendi, 2020, Analisis Manajemen Risiko Produk Pembiayaan
Lasisma di Baitul Maal Wat Tamwil Nuansa Ummah (BMT NU) Cabang
Pasongsongan Sumenep, Skripsi, Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Madura, Pembimbing:
Dr. Rudy Haryanto, SST. MM.
Kata Kunci: Manajemen Risiko, Pembiayaan Lasisma
Manajemen risiko adalah suatu proses perencanaa, pengorganisasian,
pengaktualisasian, dan pengawasan untuk mengatur risiko yang dapat
mengakibatkan kerugian, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun
pembiayaan lasisma merupakan pembiayaan tanpa jaminan yang diberikan kepada
anggota yang berpenghasilan rendah dengan layanan berbasis jamaah atau
membentuk kelompok yang beranggota minimal 5 orang, dimana kelima orang
tersebut harus siap tanggung renteng. Risiko pembiayaan terjadi disebabkan
karena gagal bayar dari anggota dan pihak BMT tidak memiliki agunan yang
dapat dijadikan sebagai sumber pelunasan kedua ketika risiko terjadi.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dua persoalan pokok, sehingga
menghasilkan fokus penelitian. Pertama, Bagaimana implementasi manajemen
risiko produk pembiayaan lasisma di BMT NU Cabang Pasongsongan. Kedua,
Bagaimana analisis SWOT dalam penerapan manajemen risiko produk
pembiayaan lasisma di BMT NU cabang pasongsongan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
Informan dalam penelitian ini adalah kepala cabang, bagian pembiayaan, dan juru
lasisma di BMT NU Cabang Pasongsongan Sumenep.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa. Pertama, implementasi
manajemen risiko produk pembiayaan lasisma di BMT NU Cabang Pasongsongan
Sumenep adalah berpedoman pada SOP yang sudah ada dengan tepat, yaitu, mulai
dari awal pengajuan permohonan pembiayaan, analisa kelayakan pembiayaan,
survey lapangan, pencairan dan penanganan pembiayaan bermasalah. Kedua,
analisis SWOT dalam penerapan manajemen risiko produk pembiayaan lasisma di
BMT NU cabang Pasongsongan meliputi, 1) kekuatan, nama merek yang kuat
karena produk ini merupakan pembiayaan tanpa jaminan, sehingga masyarakat
akan lebih tertarik dibandingkan dengan produk lainnya yang harus disertai
jaminan dalam mendapatkan pembiayaan. 2) kelemahan, reputasi yang buruk di
mata anggota sehingga menyebabkan BMT kalah bersaing dengan lembaga
keuangan lain. 3) peluang, kebutuhan masyarakat yang tidak terpenuhi di pasar,
dengan adanya produk ini di BMT NU Cabang Pasongsongan akan menjadi
jawaban untuk kebutuhan masyarakat. 4) ancaman, munculnya produk-produk
baru di lembaga keuangan lain yang serupa dengan produk LASISMA ini.
Tidak tersedia versi lain