Text
INTERAKSIONISME SIMBOLIK DALAM TRADISI TONGNGEBBHAN DI DESA LADEN KECAMATAN PAMEKASAN KABUPATEN PAMEKASAN
ABSTRAK
Dewi Yuni Astutik, 2018, berjudul Interaksionisme Simbolik Dalam Tradisi Tongngebbhan di Desa Laden Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan, Skripsi, Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyah, Fakultas Syariah, Pembimbing: H. Fahruddin Ali Sabri, S.HI.,MA
Kata Kunci: Interaksionisme Simbolik, Tongngebbhan
Dalam proses pertunangan di Madura, khhususnya di Desa Laden, terdapat tradisi tongngebbhan atau yang biasa disebut dengan (balasan) yaitu suatu hal yang biasa dilakukan oleh pihak perempuan kepada pihak laki-laki. Di Desa Laden, tongngebbhan merupakan sebuah tradisi yang sudah ada sejak dahulu dan bertahan hingga sekarang. Tongngebbhan biasanya dilakukan oleh pihak perempuan satu minggu setelah pihak laki-laki melakukan lamaran. Dalam melakukan tongngebbhan pihak perempuan biasanya membawa dua kali lipat dari apa yang dibawa pihak laki-laki saat melakukan lamaran, sebagian sebagai balasan dari lamaran dan sebagiannya lagi sebagai bawaan si perempuan secara pribadi.pada saat melakukan tongngebbhan pihak perempuan juga akan membawa beberapa barang atau makann yang masing-masing menjadi simbol yang memiliki makna tersendiri sebagaimana barang atau makanan bawaan dari pihak laki-laki pada saat melakukan lamaran. Dari hal inilah Peneliti tertarik untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan judul “Interaksionisme Simbolik Dalam Tradisi Tongngebbhan Di Desa Laden Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan”.
Ada dua permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini: pertama, bagaimana pandangan masyarakat terhadap tradisi tongngebbhan di Desa Laden Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan; kedua, bagaimana interaksionisme simbolik dalam tradisi tongngebbhan di Desa Laden Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, Masyarakat Desa Laden Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan memiliki suatu adat kebiasaan melakukan tongngebbhan yang dipandang dan dilakukan sebagai tindak lanjut dan balasan dalam memberikan jawaban atas lamaran laki-laki, sebagai bentuk iktikad baik pihak perempuan untuk penyatuan antar keluarga besan dan juga dipandang sebagai salah satu kesempatan untuk mempererat tali silaturrahim antara dua keluarga besan. Kedua, Bentuk interaksionisme simbolik tradisi tongngebbhen pada masyarakat Desa Laden dapat diketahui dari makna yang tersirat dalam berbagai barang yang dibawa yang menjadi jawaban atas makna dari barang yang dibawa pelamar, seperti pakaian wanita yang dibalas dengan pakaina laki-laki, cincin emas, gambir dan kapur yang dibalas dengan ajem ngerrem, palotan yang dibalas palotan, pisang dibalas pisang, buah dibalas buah dan jajanan yang dibalas dengan jajanan pula atau juga pada ontalan yang daganti dengan sejumlah uang oleh pihak laki-laki yang besarnya disesuaikan dengan taksiran yang berlaku umum di masyarakat. Semua hal tersebut merupakan interaksi yang tertuang dalam bentuk simbol, baik berupa barang atau makanan yang sudah dimengerti dan dipercayai serta diyakini oleh masyarakat Desa Laden.
Tidak tersedia versi lain