Text
Pengembangan Ranah Afektif Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 01 Pademawu
ABSTRAK
Mufid Ardiansyah. Pengembangan Ranah Afektif Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 01 Pademawu Skripsi. Pembimbing: Dr. H. Mohammad Kosim. M. Ag. Tahun: 2011.
Kata kunci: Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Afektif.
Berbagai fenomena yang terjadi di sekitar kita yang secara normatif menyimpang, seperti keterlibatan peserta didik dalam penyalahgunaan narkoba, tawuran antar pelajar, terlibat dalam pornografi dan pornoaksi serta permasalahan-permasalahan dekadensi moral lainnya, bisa dianggap sebagai konsekwensi kegagalan pendidikan agama, hal ini karena Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu sebab kegagalan Pendidikan Agama Islam, adalah karena praktik pendidikan di sekolah hanya memperhatikan aspek kognitif semata dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan psikomotorik. Untuk itu, dalam rangka memberikan solusi alternatifnya, maka pembelajaran Pendidikan Agama Islam justru harus dikembangkan kearah proses internalisasi nilai (afektif) yang dibarengi dengan aspek kognisi, sehingga timbul dorongan yang sangat kuat untuk mengamalkan dan mentaati ajaran agama dan nilai-nilai dasar agama yang telah terinternalisasikan dalam diri peserta didik (psikomotorik).
Dalam kaitannya dengan hal itu, maka dalam rangka penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 01 Pademawu. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan afektif siswa melakukan pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 01 Pademawu,
Penelitian ini, merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan dengan sejelas mungkin mengenai individu atau kelompok tertentu sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif dengan data yang tidak bisa direalisasikan dengan angka.
Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang diterapkan guru Pendidikan Agama Islam untuk mengembangkan afektif siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 01 Pademawu, ada dua metode yang dapat digunakan, yaitu metode pembiasaan dan metode pengamalan. Dalam aplikasinya, sebelum pelajaran dimulai siswa dibiasakan untuk berdo’a terlebih dahulu. Selain itu di SMP Negeri 01 Pademawu, siswa diwajibkan untuk mengikuti shalat berjamaah di masjid sekolah, berlaku bagi kaum Adam, dengan tujuan supaya siswa tidak lalai dalam menjalankan kewajibannya. Adapun kaum Hawa tidak wajib mengikuti shalat berjamaah di masjid sekolah dengan alasan sedang berhalangan tetapi sebagai gantinya, siswa disuruh meresum buku-buku yang bernafaskan Islam. Dengan begitu pembelajaran Pendidikan Agama Islam memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami materi Pendidikan Agama Islam, menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, hingga mengamalkan dalam masyarakat. Kemudian Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 01 Pademawu tidak seluruhnya diberikan di dalam kelas, namun, materi yang sekiranya mudah difahami oleh siswa dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, diberikan melalui kegiatan ekstra kurikuler BTA (baca tulis Al-qur’an). Kegiatan ekstra kurikuler BTA berfungsi sebagai wujud upaya guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 01 Pademawu.
Tidak tersedia versi lain